KANAL24, Malang – Mahasiswa Brawijaya berhasil membuat inovasi alat untuk sterilisasi manusia dari virus dan kuman. Alat tersebut bernama SICO (Sikat Corona). SICO dibuat oleh 7 mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya hanya dalam waktu satu hari. Mereka adalah Muhammad Arief Hidayat, Rafi Ramaditya, dan Syahrizal Maulana, ketiganya adalah mahasiswa mesin angkatan 2016, serta Ferdiansyah Pria Nugroho, Gilang Wisnu Syah Putra, Achmad Alwan Hidayat, dan Vicky Ihza Mahendra yang merupakan mahasiswa mesin angkatan 2017.
Kanal24.co.id mewawancarai Muhammad Arief Hidayat, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Tim Produksi SICO tersebut. Arief menceritakan, bahwa awal pembuatan alat ini merupakan inisiasi dari Walikota Malang, Drs.Sutiaji, yang meminta Fakultas Teknik melalui Prof. Muhammad Bisri (Dosen Teknik Pengairan) untuk segera membuat alat sterilisasi manusia. Prof. Muhammad Bisri yang juga mantan Rektor UB tersebut meminta dosen Teknik Mesin Dr. Sugiarto ST. MT dan Dr. Eng. Eko Siswanto ST. MT. untuk merealisasikan alat tersebut bekerja sama dengan mahasiswa Asisten Laboratorium Proses Manufaktur 1 Teknik Mesin FT UB.
SICO merupakan alat sterilisasi manusia berbentuk bilik. Prinsip kerjanya adalah ketika seseorang masuk ke dalam bilik tersebut, kemudian memencet sakelar untuk menghidupkan kran atau nozel. Setelah nozel dalam mode hidup, maka cairan berbentuk kabut atau uap akan keluar mensterilisasi tubuh manusia.
“Jadi, setelah seseorang masuk dan memencet sakelar, maka cairan berbentuk kabut atau uap yang mengandung alkohol 70 persen akan keluar untuk mensterilisasi orang tersebut. Penyemprotan ini hanya berlangsung selama 3-4 detik, kemudian untuk mematikan nozel itu, pencet kembali sakelar yang sama,” terang Arief, kamis (19/3/2020) malam.
Lanjutnya, bilik ini memiliki 2 pintu, yang berguna sebagai pintu masuk dan keluar. Sehingga, orang yang sudah tersterilisasi dari virus atau kuman akan keluar melalui pintu yang berbeda.
Rangka SICO terbuat dari besi holo. Besi ini dipilih karena saat ini dalam kondisi darurat, sehingga belum memungkinkan untuk menyediakan alat dengan harga yang mahal. Besi holo dibentuk menjadi persegi panjang atau balok yang dilapisi dengan dinding. Dinding samping kiri kanan menggunakan fiber glass. SICO memiliki lebar 1×1 meter dan tinggi 2,4 meter.
Rabu (18/3/2020) kemarin, prototype SICO telah diuji coba di Balai Kota Malang. Hasilnya, perlu ada perbaikan di alat penyemprotan supaya lebih maksimal mengeluarkan kabut atau uap. Setelah uji coba tersebut, ke tujuh mahasiswa itu langsung memperbaiki nozel penyemprotan dan rencananya pada hari jumat (20/3/2020) ini akan kembali dilakukan uji coba dilanjut dengan launching alat sterilisasi manusia tersebut.
“Untuk bilik SICO ini kami yakin aman digunakan, karena kami juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Malang untuk pengadaan cairan penyemprotan tersebut. Jadi disinfektan untuk gedung atau lokasi dengan cairan untuk manusia kan beda komposisinya, sebelumnya sempat dibahas kalau cairan ke manusia bahannya itu sesuai arahan Dinkes Kota Malang seperti alkohol 70 persen, jadi insya Allah terkait cairannya sudah ada konsultasi dengan pihak Dinkes dan otomatis bisa digunakan untuk umum,” jelas Arief.
Rencananya, alat ini akan diproduksi secara massal dan akan dipasang di pintu masuk titik-titik keramaian dan pelayanan di Kota Malang. Harapannya melalui inovasi ini, mampu mencegah penyebaran Covid-19 di Kota Malang. (meg)