KANAL24, Malang – Kegiatan pembelajaran secara daring/online yang dilakukan selama pandemi COVID-19 memberikan sebuah pelajaran bahwa kegiatan belajar mengajar secara tatap muka lebih efektif dibandingkan dilakukan secara online. Demikian pernyataan dari Pakar pendidikan Universitas Brawijaya, Aulia Luqman Aziz, SS., S.Pd., M.Pd dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (2/5/2020).
“Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi. Pembelajaran penuh secara daring akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orang tua. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat. Bagaimanapun, pembelajaran terbaik adalah bertatap muka dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman,” katanya.
Lanjutnya, dalam proses belajar mengajar secara tatap muka, ada nilai yang bisa diambil oleh siswa, seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di suatu area pendidikan.
Perubahan sosial yang tiba-tiba terjadi sebagai akibat meluasnya penyebaran COVID-19, menyebabkan kegagapan dalam proses penyesuaian kegiatan belajar mengajar. Sehingga, tidak mungkin sebuah pembelajaran ideal dicapai di masa pandemi seperti saat ini.
Oleh karena itu, guru dan dosen harus cepat menyesuaikan keadaan dengan mengubah target capaian, dan kemudian metode pembelajarannya. Jangan sampai guru dan dosen membebani siswa dengan pembelajaran di saat siswa mengalami keterbatasan sosial dan ekonomi.
Kegagapan dalam menyesuaikan metode belajar mengajar seharusnya bisa secara efektif dilakukan jika pemerintah mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Indonesia sejak awal. Jika memang belum siap dengan datangnya pandemi, maka seharusnya pemerintah memberikan kelonggaran target yang dituju.
“Siswa tidak dapat fasilitas akademik dan sosial yang memadai untuk belajar, tapi targetnya tetap. Gambarannya seperti pemain bola yang cedera kakinya, maka latihan-latihan yang ditargetkan untuk dia otomatis dikurangi dulu hingga kondisinya normal kembali. Yang awalnya harus bisa nendang bola sejauh 100 meter, sekarang yang penting bisa lari-lari kecil dulu,” jelas Luqman.
Meski masih banyak kelemahan dalam proses pembelajaran, namun ada pelajaran positif yang bisa diambil dari pendidikan di masa COVID-19 ini, yaitu kembalinya peran orang tua sebagai madrasah belajar anak.
Fondasi penting dari pendidikan adalah waktu berkualitas yang dihabiskan oleh orangtua bersama anak-anaknya. Bimbingan, aturan, ilmu, dan wawasan yang dibagikan oleh orangtua akan sangat bermanfaat bagi sang anak.(meg)