KANAL24, Jakarta – Emiten PT Bukit Asam Tbk (PTBA), selesai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2019 dan berencana bagikan dividen sebesar 90% dari total laba bersih perusahaan tahun 2019 sebesar Rp4,1 Triliun.
“Tentunya ini merupakan dividen rasio terbesar dalam sejarah Bukit Asam, dan juga dalam sejarah BUMN atau perusahaan publik yang listing di Bursa,” kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, dalam Press Conference RUPST, Rabu (10/6/2020).
Dengan adanya diferensi rasio ini, ditambahkan Arviyan, maka total dividen yang dibagikan ini sekitar Rp3,6 triliun. “Tentunya ini merupakan hal yang baik dan mendapat apresiasi dari perusahaan kepada dukungan para pemegang saham selama ini kepada PT Bukit Asam,” imbuhnya.
Meski berada di tengah pelemahan harga batu bara, Bukit Asam justru mampu mencatatkan laba atas kinerja di 2019 sebesar Rp 4,1 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,4 triliun. Kemudian, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp21,2 Triliun menjadi Rp21,8 Triliun atau sebesar 3% dari tahun sebelumnya.
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57%, penjualan batu bara ekspor sebesar 41%, dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
“Untuk pencapaian laba dan pendapatan ini tentu didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya” jelasnya.
Pada 2019, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2% dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton. Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari 2018. Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batu bara. Sepanjang 2019, Perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13% dari tahun sebelumya.
Selain itu, pada 2019 Bukit Asam melakukan penjualan saham treasuri dari pembelian kembali saham periode tahun 2013-2015 sebanyak 649 juta saham yang dilaksanakan dalam beberapa tahap di antaranya penjualan saham treasuri pada 2 April 2019 sebanyak 63,17 juta lembar saham dengan harga Rp 4.220 per lembar saham, 8 Mei 2019 sebanyak 490,72 juta lembar saham dengan harga Rp 3.400 per lembar saham, dan 4 Desember 2019 sebanyak 96 juta saham dengan harga Rp 2.500 per lembar saham.
Sementara itu, target Bukit Asam di 2020 yakni perseroan merencanakan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton untuk 2020 atau naik 4% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 29,1 juta ton. Selain itu, target angkutan pada 2020 menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13% dari realisasi angkutan kereta api pada 2019 sebesar 24,2 juta ton.
Sedangkan untuk volume penjualan batu bara tahun 2020, Perseroan menargetkan untuk meningkatkannya menjadi 29,9 juta ton yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 21,6 juta ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 8,3 juta ton atau secara total sebesar 29,9 juta ton, meningkat 8% dari realisasi penjualan batu bara pada 2019 sebesar 24,7 juta ton.
“Sebagai informasi, pada saat ini posisi kas kita hampir sekitar Rp8 triliun dari yang kita inginkan adalah Rp3,6 triliun. Ya, tentunya posisi kita cukup besar walaupun sudah bayar kan terus bertambah sepanjang 2020 nanti,” pungkas Arviyan.(sdk)