Keresahan masyarakat mengenai kebutuhan bahan pangan yang harus selalu tersedia tetapi harga bahan pangan yang juga terus meningkat di masa Pandemi Covid-19 ini, salah satunya bisnis di bidang pertanian bernama Jogja Youth Farming yang dikelola oleh Pemuda Karang Taruna Desa Argomulyo. Tugiyanto sebagai ketua karang taruna menerangkan bahwa program ini memiliki tujuan utama yaitu mengajak anak muda untuk Bertani agar tetap ada regenerasi di bidang pertanian di masa depan, “tujuan Jogja Youth Farming itu untuk mengajak teman-teman karang taruna yang masih muda ini untuk Bertani, karena jarang sekali anak muda yang berinisiatif untuk menjadi seorang petani” Tutur ketua karang taruna Desa Argomulyo yang akrab dipanggil Pak Tugi tersebut.
Para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna bernama Taruna Yodha Argomulyo ini memulai kegiatan di Jogja Youth Farming sejak tanggal 1 November 2019. Program yang terletak di Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul ini membudidayakan berbagai komoditas hortikultura. Terdapat berbagai macam sayuran yang ditanam ada kangkung, bayam, terung, pare ular dan masih banyak lagi. Selain itu, juga terdapat berbagai jenis bunga yang dapat dinikmati oleh pengunjung menjadi bunga potong. Taman dengan berbagai jenis bunga tersebut nantinya akan dikembangkan oleh para pemuda karang taruna menjadi budidaya madu klanceng. Selain sayuran dan tanaman bunga hias, juga terdapat tanaman Toga atau tanaman obat-obatan seperti serai, pandan, bidara dll yang memiliki banyak khasiat tentunya. “sejauh ini kami hanya memanfaatkan beberapa saja tanaman obat untuk diolah, biasanya warga sekitar yang datang kesini dan membutuhkan tanaman obat” terangnya. Selain bercocok tanam dengan berbagai jenis komoditas, terdapat juga sistem penanaman yang bervariasi, mulai dari sistem hidroponik, aquaponik dengan nila dan lele, mina padi dengan belut, dan sistem organik tanpa bahan kimia.
Jogja youth farming yang saat ini telah mengembangkan bisnisnya hingga ke tahap pemasaran dengan membangun resto bernama Bulak Pacar di tengah lahan bercocok tanam mereka sehingga menghasilkan resto dengan nuansa alami dan asri. Di resto tersebut, para pemuda karang taruna dapat mengolah hasil kebunnya secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa Jogja Youth Farming merangkap konsep sistem agribisnis dari hulu hingga hilir. Bahan utama dari resto tersebut di petik dan diambil langsung dari kebun Jogja Youth Farming, dengan menu andalan dari resto Bulak Pacar yaitu nila bakar madu dan cah kangkung nya yang menjadi favorit para pengunjung.
Bermodal pengetahuan dari hobi menanam dan bantuan ilmu pengetahuan dari beberapa anggota di bangku perkuliahan, Jogja Youth Farming mampu melaksanakan kegiatan bercocok tanam dengan baik. “Teman-teman disini ada beberapa yang menuntut ilmu di bidang pertanian sehingga dapat membagikan ilmunya kepada anggota yang lain dan juga ada sebagian yang bermodal pengetahuan karena hobi menanam saja” Kata pria kelahiran 1977 itu.
Modal pengetahuan yang mencukupi itu tidak menghalangi untuk para pemuda membagikan pengetahuannya kepada orang lain. Jogja Youth Farming saat ini juga mulai berkembang menjadi Wisata Edukasi bagi anak sekolah. Sesuai dengan tujuan utama dari Jogja Youth Farming adalah mengajak anak muda untuk tertarik dengan bidang pertanian, sehingga anak sekolah dapat belajar dan melihat langsung berbagai kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh para pemuda Taruna Yodha mulai dari proses pengolahan lahan, penyemaian bibit hingga proses pengolahannya hasil pertanian menjadi sebuah sajian makanan. Di Jogja Youth Farming juga mengolah berbagai sampah plastik dan dijual kembali di Turahan store yang berlokasi di belakang resto Bulak Pacar, terdapat berbagai olahan dari sampah plastik dan kerajinan tangan seperti tas, gantungan kunci, dll.
Meski di Masa Pandemi Covid-19 ini Jogja Youth Farming sempat tidak beroperasi selama 3 bulan, tetapi semangat pemuda untuk memulai kembali bercocok tanam di lahan Jogja Youth Farming tidak pernah luntur. Jogja Youth Farming yang mulai beroperasi kembali di bulan Juni tahun 2020 ini memulai kembali proses dari awal, dan tetap melayani pelanggan resto yang mampir untuk menikmati berbagai hidangan masakan tradisional yang tersedia dengan sajian nuansa alami dan asri, tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan.(sdk)
Penulis : Nadya Vashti Alvita, Mahasiswa Agribisnis FP UB