KANAL24, Malang – Sebagai bentuk upaya memelihara bentuk asli bangunan peninggalan sejarah di Kota Malang, Tim peneliti Universitas Brawijaya yang terdiri dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Komputer bekerjasama dengan IAI wilayah Malang, Pemkot Malang, PT. ESRI Indonesia, serta PT. LEICA Geosystem Indonesia melakukan digitalisasi sejumlah bangunan cagar budaya di Kota Dingin tersebut.
Digitalisasi ini dilakukan mulai tanggal 5 sampai 11/8/2020 di 6 bangunan cagar budaya yaitu di Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan, Gereja Katedral Ijen, Balaikota Malang, Gedung PLN Malang, SMAK Frateran, dan Alun-alun Tugu.
Dr. Ir. Eng. Hery Santosa, ST., MT selaku Ketua Tim Peneliti FT UB mengatakan digitalisasi bangunan bersejarah ini dilakukan untuk membangun database digital bangunan bersejarah dalam rangka pengembangan sistem manajemen digital aplikasi Heritage Building Information Modelling (HBIM) pada bangunan bersejarah di Kota Malang.
“Ini merupakan revolusi perekaman data digital yang cukup baik. Tim kami menggunakan alat rekam 3D Laser scanning type RTC 360 (Leica 3D Laser scanner RTC 360). Alat ini mengungguli sistem perakaman data yang manual,” terangnya kepada kanal24.co.id, kamis (6/8/2020).
Dosen Arsitektur FT UB itu berharap, digitalisasi ini dapat menjadi aset digital bangunan bersejarah di Kota Malang. Sehingga, bentuk bangunannya masih bisa ditemukan bentuk nyatanya meski sudah rusak atau hilang.
“Digitalisasi ini untuk antisipasi hilang atau robohnya bangunan sebelum didokumentasi secara digital. Kalau berhasil, nanti akan didukung oleh Pemkot Malang dan tahun depan bisa dilakukan dengan sasaran objek yang lain,” imbuh Hery.
Sementara itu salah satu anggota tim, Adipandang Yudono, S.Si., MURP., Ph.D mengatakan digitalisasi ini dipadukan dengan geoferencing sehingga koordinat setiap sudut dan tinggi bangunan bisa terekam.
“Untuk detailnya, proses digitalisasi yang sedang dilakukan berada di level lima. Yang mana nanti bentuk bangunan bisa terekam secara detail dari segi arsitektur, eksterior, dan interiornya,”tandasnya. (Meg)