KANAL24, Jakarta – Pada pekan ketiga bulan Agustus 2020, pergerakan IHSG cukup fluktuatif. Hal itu terjadi lantaran dipengaruhi beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri.
Namun rata-rata pola pergerakan IHSG lebih banyak dipicu oleh perkembangan situasi makro ekonomi dan kebijakan dari luar negeri khususnya dari Amerika Serikat (AS) atau China.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan beberapa faktor eksternal yang mendorong pergerakan indeks global termasuk IHSG yaitu kebuntuan pembahasan stimulus fiskal di Kongres AS menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Masih banyak perbedaan antara partai Republik dan Demokrat dan menjadi lebih sulit karena mendekati pemilu AS.
“Kedua partai tentu ingin rancangan paket yang menguntungkan dan menaikan popularitas kandidat mereka. Bila tidak terjadi kesepakatan dalam jangka pendek akan menjadi sentimen negative bagi pasar,” ujar Hans Kwee dalam keterangannya, Senin (17/8/2020).
Dijelaskannya juga bahwa pelaku pasar mencermati pertemuan pejabat senior dari China dan Amerika Serikat melalui konferensi video untuk meninjau kesepakatan perdagangan fase 1 yang ditandatangani kedua negara pada bulan Januari. Hal ini terjadi di tengah hubungan diplomatik yang memburuk antara kedua negara. Perkembangan pembahasan akan menjadi sentimen yang menggerakan pasar.
Kemudian langkah Inggris menambah lebih banyak negara dalam daftar karantina menjadi sentimen negatif bagi pasar. Hal ini mungkin mendorong langkah yang sama dilakukan negara-negara lain untuk menghalangi penyebaran pandemi covid 19 dan membalas serta memberikan perlakukan yang sama. Kebijakan tersebut mendorong kemunduran perekonomian.
Masih naiknya data infeksi covid – 19 di dunia dan beberapa Negara membuat pasar cukup hati-hati. Saat ini ada 21 juta lebih kasus dan menewaskan 770 ribu orang. Amerika Serikat sendiri mencatat ada 5,5 juta kasus dan menewaskan 172 ribu orang.
“Negara-negara Eropa mulai khawatir akan gelombang kedua covid 19. Mulai ada kasus baru dibeberapa Negara mendorong kekhawatiran langkah lockdown terbatas akan mengganggu pemulihan ekonomi kawasan,” sambungnya.
Sementara dari sisi domestik, pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di Sidang Paripurna DPR/MPR 16 Agustus 2020 tidak terlalu di respon pasar.
Nampaknya asumsi ekonomi yang disampaikan sudah sesuai harapan pasar. Terlihat harapan pemulihan ekonomi di tahun 2021 dari asumsi data Makro dalam pidato Presiden.
” IHSG berpeluang melemah pada perdagangan pendek pekan depan dengan support di level 5.178 sampai 5.119 dan resistance di level 5.218 sampai 5.300,” pungkasnya.(sdk)