KANAL24, Jakarta – Pemerintah memprediksi ekonomi Indonesia akan berada di zona resesi. Menteri keuangan mengungkapkan kontraksi lanjutan di sejumlah sektor pendorong ekonomi tak bisa dihindari, sehingga di 2020 ekonomi diperkirakan akan negatif.
Ekonomi nasional dipastikan akan resesi setelah angka realisasi APBN hingga Agustus dan perekonomian hingga September diumumkan Kementerian Keuangan. Kemenkeu yang tadinya melihat ekonomi kuartal III minus 1,1 persen hingga positif 0,2 persen, mengubah proyeksinya menjadi minus 2,9 persen sampai minus 1 persen.
Dalam konferensi pers realisasi APBN hingga Agustus 2020, Menteri Keuangan Sri mulyani Indrawati menyebut negatif teritori pada kuartal III ini akan berlangsung di kuartal IV.
“Dalam perkiraan realisasi akhir kuartal III, konsumsi rumah tangga akan kontraksi minus 3 persen sampai minus 1,5 persen. Konsumsi pemerintah positif 9 koma 8 persen sampai 17 persen, investasi mengalami kontraksi minus 8,5 persen sampai minus 6,6 persen,” jelasnya Senin (21/9/2020).
Kemudian,dilanjutkan Menkeu, ekspor mengalami kontraksi minus 13,9 persen sampai minus 8,7 persen, dan impor kontraksi minus 26,8 persen sampai minus 16 persen. Sehingga secara keseluruhan di akhir tahun 2020, proyeksi pertumbuhan akan minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
Sebelumnya pertumbuhan ekonomi kuartal 1-2020 masih positif 2,97 persen, sementara ekonomi di kuartal 2-2020 minus 5,32 persen. Jika kuartal 3 masih di zona negatif, maka Indonesia resmi masuk zona resesi ekonomi. (sdk)