KANAL24, Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia menilai terganggunya rantai pasok logistik di berbagai negara termasuk Indonesia akibat pandemi covid-19 diperkirakan akan berpengaruh terhadap prospek investasi.
Oleh sebab itu saat ini banyak pelaku usaha di berbagai negara tengah mencari solusi untuk membangun ketahanan baru dengan merelokasi atau melakukan diversifikasi ke Asia Tenggara.
Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Francois de Maricourt, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan global saat ini membutuhkan lebih banyak ruang untuk menyimpan surplus barang. Para produsen pun diprediksi akan mulai mengalihkan beberapa produksi ke negara yang lebih dekat.
Indonesia menjadi salah satu negara tempat tujuan para pelaku usaha untuk merelokasi usaha. Belum lama ini Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) merilis bahwa investor asal Korea Selatan (Korsel) berencana merelokasi usahanya ke Indonesia.
“Saya kira ini akan menjadi relokasi permanen, karena akan banyak upaya dan tantangan dalam membangun basis produksi baru atau memindahkan rantai pasokan seperti di sektor otomotif. Artinya, ada peluang besar untuk investasi baru di Indonesia sebagai basis produksi berikutnya di kawasan ASEAN,” kata Francois dalam keterangannya, Rabu (7/10/2020).
Dia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang sangat besar dan pasar yang luas. Bahkan, Bank Dunia menempatkan Indonesia sebagai negara investasi terbaik keempat setelah Kroasia, Thailand, dan Inggris. Tak hanya itu, Indonesia berada di peringkat pertama dalam investasi manufaktur ritel.
Selain itu, kata Francois, pandemi telah memaksa mereka yang lebih konservatif dalam mengadopsi teknologi digital menjadi lebih terbuka untuk beradaptasi dengan model operasional baru. Studi terakhir HSBC Navigator: Building Back Better menunjukkan hampir dua pertiga (64 persen) bisnis di Indonesia setuju bahwa masa-masa sulit ini membuat aktivitas bisnis lebih memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan cara mereka bekerja.
“Ini adalah proporsi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semua pasar (44 persen). Keduanya memberikan kesempatan bagi kami untuk memainkan peran kami dalam mempromosikan dan menarik FDI (foreign direct investment) atau penanaman modal asing langsung ke Indonesia,” katanya.(sdk)