William Santoso pemuda asli malang merupakan lulusan dari Machung University Malang jurusan International Bisnis Management, sebelum kuliah di Malang Willi sempat menempuh pendidikan sekolah menengah atas di amerika selama kurang lebih 3 tahun, dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Machung.
Pemuda yang sering disapa Willi tersebut memulai berkarir di PT. Nestle Indonesia sebagai manager distributor PT Nestle Indonesia daerah Malang kurang lebih 2 tahun. Setelah bekerja di perusahaan tersebut Willy memutuskan untuk resign dari perusahaan tersebut. Sebuah langkah berani karena meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan tetapi dia memilih untuk menjadi entreprenur jual beli sapi dan kambing di malang khususnya di daerah tumpang.
Usaha Jual beli sekaligus pembesaran sapi CV. Mahkota Agri Sentosa tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2005, pada awalnya CV ini dikelola oleh ayahnya, tetapi semenjak resign dari perusahaan Willi mulai menggantikan ayahya untuk mengembangkan bisnisnya. Willi mulai terjun ke dunia jual beli sapi dan kambing sejak tahun 2015, pada saat memulai dia belum mengerti tentang bagaimana berbisnis hewan terutama sapi dan kambing. Willi pada awalnya belajar melalui membaca buku dan berguru kepada ayahnya yang sejak lama sudah menggeluti bisnis ini. CV.
Mahkota Agri Sentosa ini pada awalnya hanya fokus pada pembesaran hewan sapi dan kambing, tetapi semenjak Willi mengembangkan bisnisnya sekarang tidak saja yang penggemukan hewan tetapi juga ada rumah pemotongan hewan yang memilki sertifikasi halal dari MUI. Dengan adanya sertifikasi halal dari mui menjadikan kelebihan CV ini karena untuk mendapatkan sertifikasi halal MUI prosesnya cukup panjang dan sangat ketat. Selain adanya sertifikasi halal MUI, CV. Mahkota Agri Sentosa juga memiliki izin untuk mengimpor sapi dari Australia, tidak bisa sembarangan mengimpor sapi dari luar negri butuh surat perizinan untuk mendatangkan sapi impor, Willy mengeluarkan ongkos yang cukup besar untuk mendapatkan surat perizinan impor sapi. Hal tersebut membuat CV. Mahkota Agri Sentosa semakin kredibel dan terpercaya kualitasnya.
CV. Mahkota Agri Sentosa sudah bekerja sama dengan perusahaan Japfa Indonesia untuk mensuplai kebutuhan dagingnya, selain bekerja sama dengan japva, Willi juga mensuplai kebutuhan daging di kota malang seperti KDS, Bakso buka baju dan masih banyak lagi, bahkan hanya untuk mengcover kota malang saja terkadang masih kewalahan. Jenis sapi yang ada di CV. Mahkota Agri Sentosa yaitu sapi lokal, sapi madura dan sapi impor Australia.
Total jumlah sapi yang ada di kandang sekitar 250 ekor sapi ketika hari biasa tetapi karena adanya pandemi covid 19 ini sekarang hanya sekitar 100 ekor sapi saja. Hal tersebut dikarenakan ketika sebelum adanya pandemi covid 19 ini dalam seminggu bisa 2 sampai 3 kali ke pasar untuk mencari bibit sapi yang akan dibesarkan tetapi sekarang hanya bisa sekali dalam seminggu bahkan pernah tidak bisa ke pasar karena adanya lockdown sehingga pasarnya tutup.
Kendala dalam bisnis pembesaran sapi ini menurut billy adalah dalam bisnis pembesaran sapi ini banyak sekali keadaan-keadaan yang tidak bisa diperkirakan, seperti contohnya ketika membeli bibit terlihat sangat bagus tetapi ketika dalam proses pembesaran tidak sesuai dengan harapannya sehingga bisa saja sapi tidak tumbuh berkembang dengan baik sehingga harga menjadi tidak maksimal. Selain itu juga adanya peraturan dari pemerintah dimana sapi dari luar jawa timur tidak bisa masuk ke jawa timur tetapi sapi jawa timur bisa dijual ke luar jawa timur sehingga terjadi kesulitan untuk mencari bibit sapi ketika hanya diwilayah jawa timur saja. Dilain adanya kendala ada juga kelebihannya bisnis ini, yaitu harga sapi tidak pernah turun dari taun ke tahun dengan catatan kondisi sapi yang selalu membaik sehingga bisa dikatakan seperti investasi yang tidak pernah turun harganya. Harga pasaran sapi saat ini kisaran 25-30 juta untuk satu ekor sapi, sedangkan untuk harga timbangan sapi yang hidup sekitar 50.000/kg.
Kedepan CV. Mahkota Agri Sentosa sendiri menurut Willi adalah ingin membuka kedai makanan yang berbahan dasar dari daging seperti burger dan sosis untuk menghadapi pandemi covid 19 ini agar bisnis yang dijalani masih bisa survive agar tetap berkembang meskipun adanya pandemi sekarang ini.
Penulis Azam Aqil mahasiswa FP UB