KANAL24, Malang – Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) pada hari sabtu (9/1/2021) kemarin menggelar temu alumni IKA UB secara virtual. Acara ini rutin dilakukan tiap tahunnya bersamaan dengan memperingati Dies Natalis Universitas Brawijaya. Pada temu alumni tahun ini, melalui Talkshow “Tangguh Bereputasi Membangun Negeri” Ketua IKA UB, Prof. Ahmad Erani Yustika menuturkan bahwa definisi kesuksesan perlu diperluas.
“Jika ingin berhasil pada bidang tertentu, hendaknya mendedikasikan waktu dan membuang energi lebih banyak dari rata-rata manusia lain dalam bidang tersebut. Tidak ada pengganti dari bekerja keras, bakat saja tidak cukup,” paparnya dengan semangat kepada para alumni UB.
Ada yang mengukur dari pencapaian seseorang hingga puncak karir pada organisasi tertentu, baik sektor publik maupun privat. Namun seseorang yang berada pada lingkungan kerja pengabdian yang Ia inginkan, yang dapat memberikan sumbangan dan hasrat terbaiknya, maka Ia adalah orang sukses.
“Pengalaman saya bekerja di Kementerian Desa selama tiga tahun, ketika blusukan ke desa-desa di seluruh penjuru nusantara, saya bertemu dengan banyak alumni UB yang menjadi pemberdaya di desa. Ada yang menjadi pendamping desa, inovator di desa, petani, nelayan, serta sukarelawan untuk banyak aktivitas. Mereka semua adalah orang sukses karena bisa membagi pengetahuan dan pengalaman sebagai wujud pengabdian untuk memperbaiki kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya,” jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu.
Figur semacam ini, lanjutnya, barangkali tidak terlalu banyak dikenal khalayak, tetapi sumbangsihnya nyata bagi masyarakat sekitar.
“Mereka para alumni yang melakukan pengabdian dengan sunyi, yang ingin melakukan perubahan sosial di masyarakat, adalah orang-orang hebat, mulia, dan sangat dibutuhkan oleh bangsa ini,” tegasnya.
Melihat situasi pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, menjadi momentum yang sangat baik bagi para alumni untuk memberikan segala daya dan sumber daya yang dimiliki.
“Sekurangnya ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh para alumni UB. Pertama, bergotong royong bergandengan tangan untuk mengakumulasi bantuan bagi warga yang tertimpa musibah pandemi, baik pikiran, tenaga, dan uang. Kedua, berupaya mengembangkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki untuk menolong pelaku usaha kecil, peternak, pengrajin, dan lain sebagainya agar bisa beradaptasi dengan situasi baru. Ketiga, para alumni terus menyemaikan nilai-nilai pokok identitas bangsa, seperti semangat kebangsaan, kebhinekaan, dan toleransi. Pada situasi pandemi dan resesi, nilai-nilai tersebut sungguh penting untuk menyangga hidup bersama,” tandas Profesor kelahiran Ponorogo tersebut.
Pada temu alumni ini, IKA UB juga menggalang donasi yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang terdampak pandemi. (Meg)