KANAL24, Malang – Sampah plastik di Desa Karangjeruk, Kabupaten Mojokerto menjadi masalah yang cukup serius. Desa ini menyumbang sampah sebesar 947.000kg/bulan. Sementara di Kabupaten Mojokerto hanya memiliki 1 TPA, yaitu di Desa Belahan Tengah sehingga pembuangan sampah terpusat pada TPA tersebut sehingga tidak dapat menampung seluruh sampah yang ada.
Hal tersebut pula yang mendorong masyarakat Desa Karangjeruk untuk membakar sampah sebagai upaya pengurangan sampah, padahal pembakaran sampah menyebabkan pencemaran lingkungan dan gangguan pernapasan akibat asap.
Dengan adanya permasalahan ini, lima mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya memberikan solusi untuk mengatasi tingginya jumlah sampah plastik serta meningkatkan produktivitas warga Desa Karangjeruk, khususnya Ibu-ibu PKK dengan program A-SOV (Aquaponics System for Organic Fish and Vegetables). Kelima mahasiswa tersebut yaitu Arasy Lifty Azuhra, Felicia Lovilca, Icfina Hidayatul Maslakhah, Tarisya Maheningtyas, dan Vina Alfa Centauri Huda, dibawah bimbingan Ibu Heptari Elita Dewi, S.P., M.P.
“Kami melihat metode A-SOV ini salah satu solusi produktif untuk mengurangi sampah dan meningkatkan produktivitas warga Karangjeruk,” kata Arasy, Sabtu (4/9/2021)
Program A-SOV memanfaatkan limbah botol dan gelas plastik sebagai bahan pembuatan sistem budidaya akuaponik. Dalam sistem akuaponik ini menggunakan media tanam kangkung dan nutrisi alami dari ikan lele.
A-SOV bekerjasama dengan Ibu-ibu PKK Desa Karangjeruk untuk mengoptimalkan pengolahan sampah plastik, khususnya botol dan gelas plastik menjadi produk akuaponik. Sistem budidaya akuaponik sederhana yang memiliki keuntungan seperti mudah dibuat, terjangkau harganya, dan tidak membutuhkan lahan luas. Adapun produk akuaponik berupa tanaman kangkung dan ikan lele.
“A-SOV ini mudah dibuat dengan bahan botol plastik bekas sehingga murah, praktis dan bermanfaat,” lanjutnya.
Output tersebut mampu meningkatkan produktivitas masyarakat Desa Karangjeruk serta menjadi sumber tambahan pendapatan masyarakat desa setempat yang terdampak COVID-19.
Hal tersebut diakui Suniah ketua PKK Desa Karangjeruk memberikan tanggapan positif ketika salah satu anggota tim PKM-PM A-SOV datang untuk meminta perizinan menjadikan Ibu-ibu PKK Desa Karangjeruk sebagai mitra.
“A-SOV dari adik-adik mahasiswa ini mudah dipraktekkan didesa kami dan bermanfaat,” ujar Suniah.
Diharapkan program ini memunculkan kesadaran dan peran aktif masyarakat sasaran dalam pelaksanaan pengolahan sampah. Program A-SOV mendukung terwujudnya KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dan terciptanya lingkungan yang produktif.
Program pengabdian masyarakat ini telah lolos pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul “Peningkatan Produktivitas Ibu-ibu PKK Desa Karangjeruk dengan Program Pengolahan Limbah Botol Plastik menjadi Bahan Dasar untuk Sistem Budidaya Akuaponik”. (sdk)