Kanal24, Malang – Google Doodle Rayakan Ulang Tahun ke-94 A.T. Mahmud
Pada 3 Oktober 2024, Google Doodle memberikan penghormatan khusus kepada A.T. Mahmud, maestro lagu anak-anak yang telah mengiringi masa kecil generasi Indonesia. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Barat, pada 3 Februari 1930 ini diabadikan melalui ilustrasi khas dengan kacamata, kumis, gitar, dan anak-anak bernyanyi ceria di sekelilingnya. Gambar tersebut menjadi simbol dedikasi Mahmud dalam menciptakan lagu-lagu yang abadi.
Awal Mula: “Do-dol-ga-rut” dan Perjalanan Musik
Sejak kecil, Abdullah Totong Mahmud, akrab dipanggil “Dola,” telah menunjukkan minat besar terhadap musik. Saat belajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Hilir, ia dikenalkan pada notasi nada oleh seorang guru musik melalui metode unik, seperti kata-kata “do-dol-ga-rut-e-nak-ni-an.” Di sinilah awal kecintaannya terhadap musik dimulai.
Baca juga:
Countdown Meriah! Google Doodle Sambut Tahun Baru 2025
Neon Glow Party Sambut Tahun Baru di The 101 Malang OJ
Pada usia 11 tahun, ia mempelajari musik secara formal, meski harus berpindah sekolah ke Muaraenim saat pendudukan Jepang. Di sekolah baru, Kanzen Syogakko, ia mulai mengenal sandiwara dan dunia permusikan. Pertemuan dengan Ishak Mahmuddin, anggota Orkes Ming, memperdalam keahliannya. Ishak bahkan mengajak Mahmud bergabung dengan orkesnya, membuka jalan bagi kecintaan Mahmud terhadap seni musik.
Dari Tentara Pelajar hingga Guru Penginspirasi
Pada masa revolusi 1945-1949, A.T. Mahmud terlibat sebagai anggota Tentara Pelajar, sehingga pendidikannya sempat terhambat. Setelah lulus SMU, ia bekerja di sebuah bank Belanda atas ajakan pamannya. Namun, panggilan hatinya terhadap pendidikan dan seni membuatnya mendaftar ke Sekolah Guru bagian A (SGA). Di masa ini, ia mulai mengarang lagu, salah satunya untuk sang ibunda tercinta.
Tahun 1956, Mahmud pindah ke Jakarta bersama Mulyani, yang kelak menjadi istrinya. Mereka sama-sama menjadi guru, Mahmud di SGB V Kebayoran Baru dan Mulyani di SMP 11 Kebayoran Baru. Saat itulah Mahmud mulai menciptakan lagu anak-anak untuk murid-muridnya.
Mengukir Sejarah: Karya, Pendidikan, dan Penghargaan
Kesempatan belajar melalui Colombo Plan membawanya ke University of Sydney, Australia, untuk mendapatkan sertifikat The Teaching of English As A Foreign Language. Sepulangnya ke Indonesia, Mahmud melanjutkan karier sebagai guru di SGTK Jakarta Selatan. Lagu-lagu yang ia ciptakan, seperti “Pelangi,” “Ambilkan Bulan,” dan “Cicak di Dinding,” menjadi warisan abadi, disukai karena liriknya yang sederhana, edukatif, dan bermakna.
Selain menciptakan lagu, A.T. Mahmud membawakan dua acara musik populer di televisi, Lagu Pilihanku dan Ayo Menyanyi, selama lebih dari dua dekade. Kontribusinya dalam dunia musik anak-anak membuatnya meraih penghargaan bergengsi, termasuk AMI Lifetime Achievement Award dan Bintang Budaya Parama Dharma Medal.
Baca juga:
Countdown Meriah! Google Doodle Sambut Tahun Baru 2025
Neon Glow Party Sambut Tahun Baru di The 101 Malang OJ
500+ Lagu Anak, Warisan Tanpa Batas
Sepanjang hidupnya, A.T. Mahmud telah menciptakan lebih dari 500 lagu anak yang mengiringi tumbuh kembang generasi Indonesia. Lagu-lagunya tidak hanya memupuk rasa cinta terhadap budaya lokal, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral yang penting. Sosoknya sebagai pendidik, seniman, dan inovator di bidang musik menjadikannya teladan yang tak lekang oleh waktu.
A.T. Mahmud adalah bukti bahwa seni dapat menjadi sarana membangun karakter generasi muda. Lewat karya-karyanya, ia terus hadir dalam hati anak-anak Indonesia, bahkan setelah kepergiannya pada 6 Juli 2010. Legenda ini tetap hidup, mengiringi keceriaan masa kecil bangsa. (nid)