Kanal24, Batu – Potensi sumber daya lokal kerap terabaikan karena keterbatasan akses informasi dan teknologi pengolahan. Di sisi lain, perempuan di pedesaan memiliki peran strategis dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga, namun masih belum sepenuhnya terfasilitasi untuk berkembang.
Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) hadir dengan pendekatan inovatif yang menggabungkan penguatan peran perempuan, pengolahan pangan lokal, dan strategi kewirausahaan.
Berlokasi di Dusun Payan, Desa Punten, Kota Batu, mahasiswa KKN menyelenggarakan program pelatihan bertema “Pengolahan dan Pemasaran Abon Lele” pada 12 Juli 2025, bertempat di Balai RW 7. Kegiatan ini menyasar Tim Penggerak PKK dan pelaku UMKM dari RW 7 dan 8, dengan tujuan membekali mereka keterampilan baru dalam mengolah ikan lele menjadi abon yang memiliki nilai jual tinggi.

“Rangkaian pelatihan yang mencakup edukasi manfaat lele, teknik pengolahan abon, strategi pemasaran, dan desain kemasan, masyarakat diajak untuk memanfaatkan potensi lokal menjadi peluang usaha. Luaran dari kegiatan ini berupa produk abon lele siap jual, kemasan menarik, dan buku saku panduan produksi, menjadi modal awal untuk membangun usaha mandiri berbasis sumber daya lokal,” ujar Noverina Riyandhita Kusumastuti, selaku Koordinator Kegiatan.
Wujud Nyata SDGs: Perempuan Jadi Penggerak Ekonomi
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang melibatkan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Dalam hal ini, Imaniar Ilmi Pariasa, SP., MP., MBA, selaku Dosen Pembimbing Lapang (DPL), menegaskan bahwa program ini tidak hanya mengarah pada penciptaan produk olahan, tetapi juga menyasar tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa KKN dalam pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diharapkan dapat memberi dampak positif dan mendalam bagi masyarakat Dusun Payan terlebih sebagai wujud aksi nyata Sustainable Development Goals terutama SDG 8 mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta SDG 5 yaitu Kesetaraan Gender. Karena kegiatan ini dapat membuka peluang ekonomi baru berbasis potensi lokal melalui penguatan peran perempuan sebagai penggerak ekonomi keluarga. Dalam jangka panjang dapat menciptakan lapangan usaha baru yang berkelanjutan melalui pemanfaatan ikan lele secara produktif dan berkelanjutan sebagai bahan pangan lokal yang bergizi tinggi,” jelas Imaniar.

Solusi Nyata untuk Ekonomi Rumah Tangga
Pelatihan abon lele ini secara langsung memberikan dampak terhadap peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat. Dengan menciptakan produk bernilai tambah, program ini sekaligus menjadi wahana pemberdayaan perempuan. Keterlibatan aktif Tim Penggerak PKK dan pelaku UMKM menjadi langkah awal dalam mendorong kemandirian ekonomi keluarga sekaligus menciptakan wirausaha desa berbasis potensi lokal.
Program KKN ini membuktikan bahwa integrasi antara ilmu akademik dan kebutuhan masyarakat desa mampu menghasilkan inovasi yang berdampak nyata. Dengan memanfaatkan ikan lele—komoditas lokal yang mudah dibudidayakan—sebagai bahan pangan bergizi dan bernilai jual, Dusun Payan kini memiliki peluang baru menuju ekonomi desa yang mandiri, inklusif, dan berkelanjutan.(Din/Imn)