Kanal24, Malang – Musabaqah Fahmil Quran dalam rangkaian acara Gebyar Brawijaya Qur’ani Nasional (GBQ) ke-10 di Universitas Brawijaya pada Jumat (25/10/2024) menjadi salah satu cabang lomba yang mencuri perhatian. Kompetisi ini diakui sebagai lomba unggulan yang memadukan kecerdasan dan pemahaman agama dalam format cerdas cermat. Kompetisi bergengsi ini bukan hanya ajang bagi mahasiswa untuk menguji kemampuan mereka dalam ilmu Al-Quran, tetapi juga menguji pemahaman terhadap ajaran Islam yang mendalam.
Ahmad Nabil Ali, selaku Koordinator Bidang Musabaqah Fahmil Quran dalam acara ini, menjelaskan mekanisme lomba yang dipersiapkan secara matang. “Di sini, kami menyelenggarakan Musabaqah Fahmil Quran dengan format cerdas cermat. Setiap tim mendapatkan soal wajib yang harus dijawab dan juga soal lontaran, di mana semua tim berlomba untuk mendapatkan poin dari soal lontaran tersebut. Untuk hari ini, kami mengadakan babak penyisihan bagi mahasiswa. Besok, Sabtu (26/10), giliran peserta dari kalangan siswa seluruh Indonesia. Sementara itu, babak semifinal dan final akan berlangsung pada Minggu (27/10) untuk kategori mahasiswa dan siswa,” jelas Nabil.
Ahmad Nabil menambahkan bahwa acara ini menghadirkan tiga juri berpengalaman yang memastikan kualitas penjurian tetap tinggi dan adil. “Kami memiliki tiga juri, di antaranya Ustaz Khalid, yang juga merupakan dosen Universitas Brawijaya, dan dua juri lainnya yang didatangkan dari LPTQ Kabupaten Malang. Tujuan utama lomba ini adalah menghasilkan individu yang tidak hanya memahami kandungan Al-Quran dan hadis, tetapi juga dapat mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Baca juga : Brawijaya Bersholawat Meriahkan Gebyar Brawijaya Qur’ani Nasional ke-10
Salah satu peserta, Muhammad Faiz Faqih Al Faruq dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengungkapkan apresiasinya terhadap pelaksanaan kompetisi ini. “Alhamdulillah, kami mengikuti lomba ini dengan lancar dan penuh semangat. Panitia sangat komunikatif, dan para juri juga kompeten dalam menyampaikan soal sehingga kami dapat menjawab dengan baik. Tantangan terbesar kami adalah persiapan yang mungkin kurang maksimal. Sebagian tim lain sudah mulai persiapan beberapa bulan lalu, sementara kami baru memulai intensif di bulan Oktober ini,” ungkap Faiz.
Faiz berharap agar acara serupa di masa mendatang bisa melibatkan lebih banyak peserta, serta memperbaiki kualitas pelayanan dan komunikasi dari pihak panitia. “Harapannya, GBQ bisa menjaring lebih banyak lagi mahasiswa, sehingga acara menjadi lebih meriah. Kami juga berharap kualitas pelayanan dan komunikasi panitia terus meningkat, sehingga peserta dapat berkompetisi dengan lebih baik,” imbuhnya.
Musabaqah Fahmil Quran tahun ini diharapkan mampu menjadi ajang yang tidak hanya meningkatkan pemahaman peserta terhadap ilmu Al-Quran tetapi juga memotivasi generasi muda untuk semakin mendalami ajaran Islam. (nid/yor)
Comments 1