Kanal24, Malang – Economic Policy Forum, sebuah ajang dialog untuk para calon walikota Kota Malang yang digelar di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya pada Kamis (31/10/2024). Forum ini menghadirkan tiga pasangan calon yang tengah bersaing pada Pilkada 2024. Pasangan calon (paslon) yang berpartisipasi adalah Paslon 1 Wahyu Hidayat – Ali Muthohirin, Paslon 2 Heri Cahyono – Ganisa Pratiwi Rumpoko, dan Paslon 3 Mochamad Anton – Dimyati Ayatulloh. Namun, hanya calon walikota dari Paslon 1 dan 2 yang hadir, sementara dari Paslon 3, baik calon walikota maupun wakilnya hadir lengkap.
Daniel Pardamean Simanjuntak, Ketua Pelaksana Economic Policy Forum, menjelaskan bahwa forum ini dirancang untuk membuka dialog konstruktif mengenai berbagai isu sosial dan ekonomi Kota Malang.
“Kami menghadirkan panelis yang akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis agar masyarakat dapat menilai secara jelas program serta visi-misi para paslon. Harapannya, forum ini juga dapat meningkatkan minat politik masyarakat untuk memilih dan berpartisipasi dalam membangun Malang yang lebih baik,” ujar Daniel.
Program Paslon 1: Solusi Infrastruktur dan Transportasi
Wahyu Hidayat, calon walikota dari Paslon 1, menyampaikan lima program prioritas yang akan diusungnya. Ia menekankan pentingnya solusi untuk mengatasi permasalahan infrastruktur dan transportasi yang kerap menjadi sorotan warga.
Wahyu menyebutkan, “Kami akan fokus pada pembangunan fasilitas kesehatan yang mudah diakses masyarakat. Ini mencakup layanan kesehatan berbasis komunitas agar setiap warga dapat menerima perawatan yang memadai. Kami juga akan memberikan panduan untuk mengatasi masalah banjir, terutama di wilayah yang sering terdampak, melalui perencanaan yang matang serta pembangunan drainase yang efektif.”
Selain itu, Wahyu mengusulkan adanya peningkatan pada sistem transportasi umum. “Kami ingin menjadikan Kota Malang lebih ramah lingkungan dengan memperbaiki fasilitas transportasi dan mengintegrasikannya ke dalam kawasan-kawasan penting. Transportasi yang lebih baik akan membantu mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas warga,” tambahnya.
Program-program ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata untuk meningkatkan kualitas hidup warga Kota Malang.
Program Paslon 2: Manajemen Banjir dan Kreativitas untuk Generasi Muda
Heri Cahyono dari Paslon 2 hadir dengan visi manajemen banjir berbasis kreativitas dan program kesehatan berbasis masyarakat. Heri mengusulkan adanya sistem yang memungkinkan dokter untuk mengunjungi pasien langsung di rumah.
“Kami akan menciptakan program manajemen banjir yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga kreativitas. Inovasi ini diperlukan agar tidak hanya menjadi janji, tetapi benar-benar terimplementasi di lapangan,” ujar Heri.
Heri juga menyinggung tantangan untuk generasi muda Kota Malang, terutama dalam mengakses lapangan kerja dan memperoleh informasi terkait peluang ekonomi. Menurutnya, pemerintah harus mengembangkan program-program kreatif yang melibatkan generasi muda untuk ikut serta dalam menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi di Kota Malang.
Heri menegaskan bahwa dukungan penuh bagi pemuda sangat penting agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dan merasa terfasilitasi dalam mencari peluang kerja yang layak di Kota Malang.
Program Paslon 3: Pendidikan dan Kolaborasi Internasional
Berbeda dari calon lainnya, Mochamad Anton dan wakilnya Dimyati Ayatulloh dari Paslon 3 menyampaikan visi yang lebih berorientasi pada pembangunan berkelanjutan serta kerjasama internasional. Anton menyoroti pengalamannya sebelumnya dalam memajukan perdagangan dan pendidikan, termasuk upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di berbagai wilayah.
“Kami memiliki program untuk memajukan Kota Malang dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk kolaborasi dengan pemerintahan luar negeri yang berfokus pada sektor pendidikan dan budaya,” jelas Anton.
Anton menambahkan, pengembangan budaya lokal dan kolaborasi internasional adalah kunci untuk membawa Kota Malang menjadi kota yang berdaya saing global.
“Kami berencana membangun program yang bisa mendukung warga untuk memahami perkembangan di luar negeri, sekaligus tetap mempertahankan identitas dan budaya lokal yang kuat,” tambah Dimyati. Program ini diharapkan mampu membawa Kota Malang menjadi kota yang unggul dalam aspek pendidikan, budaya, dan kolaborasi internasional.
Daniel Pardamean menyampaikan bahwa target dari forum ini adalah memberikan ruang diskusi yang inklusif bagi seluruh warga. Ia berharap forum ini dapat membuka wawasan dan meningkatkan partisipasi publik dalam Pilkada Kota Malang 2024.
“Forum ini tidak hanya untuk mereka yang sudah punya minat politik tinggi, tapi juga untuk masyarakat umum agar bisa memahami urgensi pemilihan dan pentingnya berpartisipasi dalam menentukan masa depan Kota Malang. Harapan kami, masyarakat bisa memilih pemimpin yang benar-benar memiliki komitmen untuk membangun kota yang lebih baik,” pungkas Daniel.
Dengan beragam gagasan yang ditawarkan oleh ketiga paslon, Economic Policy Forum ini berhasil menghadirkan debat yang menarik dan konstruktif. Masyarakat Kota Malang diharapkan dapat mempertimbangkan setiap visi dan program yang diusung para calon dalam menentukan pilihan di Pilkada mendatang. (nid/una)