Kanal24 – Di era digital yang berkembang pesat, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menjadi pusat perhatian. Banyak perusahaan teknologi besar, seperti Apple, Samsung, Microsoft, dan lainnya, berfokus pada pengembangan AI untuk merevolusi cara kita bekerja dan hidup. Tidak hanya memengaruhi sektor teknologi, AI juga membawa dampak besar pada pendidikan, pekerjaan, dan ekonomi global.
Dilansir dari channel youtube @SatuPersenIndonesianLifeschool pada Senin (31/12/2024), disebutkan bahwa AI memiliki potensi untuk menggantikan pekerjaan teknis yang selama ini dilakukan manusia. Salah satu contoh adalah kemampuan AI untuk menghasilkan teks, kode, dan bahkan konten multimedia secara otomatis. “Di masa depan, orang mungkin tidak perlu belajar hal teknis seperti menulis kode atau desain, karena semuanya bisa dilakukan oleh AI,” ungkap seorang ahli teknologi.
Namun, kemajuan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang masa depan tenaga kerja. Bagaimana nasib para lulusan baru yang selama ini menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari keterampilan teknis? Apakah AI akan menjadi ancaman atau peluang?
Jensen Huang, CEO NVIDIA, juga menyoroti pentingnya regulasi AI. “Jika pemerintah tidak mengambil langkah untuk meregulasi AI dalam 18 bulan ke depan, kita bisa menghadapi tantangan besar,” ujarnya. Menurut Huang, regulasi diperlukan untuk memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab dan tidak membahayakan masyarakat.
Meski demikian, para ahli sepakat bahwa ancaman sebenarnya bukan dari AI itu sendiri, melainkan dari manusia yang menyalahgunakan teknologi ini. Mereka yang memahami dan mampu memanfaatkan AI dengan bijak akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan yang tidak.
Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi puncak dari adopsi teknologi AI di berbagai sektor. Dalam video yang membahas peluang bisnis AI, disebutkan bahwa menjadi seorang “creative generalist” adalah kunci sukses di masa depan. Creative generalist adalah individu yang memiliki pengetahuan dasar dari berbagai disiplin ilmu, kemampuan berpikir kreatif, dan keterampilan menggabungkan berbagai solusi untuk memecahkan masalah.
“AI bisa menggantikan pekerjaan teknis, tapi kreativitas tetap menjadi milik manusia,” kata narasumber. Dalam pekerjaan sehari-hari, tools seperti Canva dan AI generatif telah membuktikan kemampuannya untuk mengotomasi tugas-tugas yang sebelumnya memakan waktu dan sumber daya.
Bagi lulusan baru, ini adalah peluang untuk memanfaatkan AI sebagai alat, bukan ancaman. Dengan keterampilan seperti berpikir holistik, memahami dasar teknologi, dan memanfaatkan tools canggih, mereka dapat menciptakan solusi kreatif yang relevan di berbagai bidang.
Namun, ada tantangan lain yang perlu diatasi, yaitu adaptasi terhadap perubahan. “Kita harus belajar bagaimana cara belajar yang efektif. Kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi adalah kunci di era ini,” ujar seorang pakar.
Dengan potensi besar yang dimilikinya, AI tidak hanya mengubah cara kita bekerja tetapi juga membuka peluang baru bagi mereka yang siap untuk beradaptasi dan berinovasi. (nid)