KANAL24, Sidoarjo – Mahasiswa MMD UB mengajak Ibu-Ibu PKK menanam dengan Sistem Vertical Garden menggunakan limbah anorganik.
Tim yang tergabung dalam kelompok 733 mensosialisasikan cara menanam
dengan sistem vertical garden memanfaatkan limbah anorganik yaitu botol bekas kepada para Ibu Rumah Tangga yang tergabung dalam kelompok PKK. Kegiatan ini diselenggarakan di Balai Desa Desa Kemantren, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo pada Sabtu (22/7/2023).
Dikarenakan pengaruh pertambahan penduduk yang tinggi. Salah satu kendala yang saat ini mulai dihadapi masyarakat di pedesaan adalah minimnya lahan pekarangan yang dapat digunakan sebagai ruang penanaman. Kendala tersebut kemudian juga muncul di Desa Kemantren, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dengan kontur desa yang mengikuti arus sungai dengan pemukiman yang sangat padat. Selain itu, terdapat permasalahan sampah yang juga menjadi kendala yang dialami di Desa Kemantren.
Berdasarkan kendala tersebut pada akhirnya menginisiasi Para Mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam kelompok 733 untuk mengenalkan terkait dengan cara menanam dengan sistem vertical garden melalui media yang menggunakan botol bekas.
Selain menjelaskan terkait dengan konsep vertical garden, Para mahasiswa juga mendemonstrasikan bagaimana caranya menanam pada botol bekas dengan sistem Vertical Garden. Pembuatan Vertical Garden dengan media botol bekas dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
1. Pemotongan botol bekas sebagai media penanaman dengan menyesuaikan
bahan yang tersedia
2. Penyemaian benih hingga berkecambah untuk memudahkan penanaman
3. Pembuatan pupuk dan pestisida nabati dari limbah sayuran untuk menambah nutrisi tanaman dan mengurangi limbah.
Salah satu contoh tanaman yang didemonstrasikan dan direkomendasikan adalah kangkung. Kangkung dipilih karena merupakan salah satu bahan masakan yang paling sering digunakan, selain itu kangkung juga memiliki masa tanam yang relatif singkat hingga bisa dipanen. Selain kangkung sebenarnya masih banyak lagi tanaman yang dapat diterapkan pada sistem vertical garden seperti sawi, bayam, selada.
Diharapkan dengan adanya program tersebut masyarakat Desa Kemantren dapat memanfaatkan pekarangannya dengan optimal untuk kebutuhan pangan keluarga. Melalui program tersebut juga diharapkan dapat menjadi pemacu semangat untuk kreatif dalam memanfaatkan barang-barang bekas tidak terpakai pada bidang lainnya. Sehingga, permasalahan sampah yang ada di Desa Kemantren dapat berkurang.(sdk)