Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

Awas, Lemak Trans Bisa Picu Obesitas

Einid Shandy by Einid Shandy
October 12, 2025
in Gaya Hidup
0
Awas, Lemak Trans Bisa Picu Obesitas
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kanal24 – Tren kuliner kekinian semakin menjamur. Croissant butter, matcha cake, hingga snack kemasan rasa rumput laut dan tteokbokki tengah jadi favorit banyak orang. Namun dibalik cita rasa yang menggoda, ada ancaman kesehatan serius yang patut diwaspadai yaitu obesitas. Dokter spesialis gizi klinik, Cut Thalya, menegaskan bahwa tidak semua tren makanan aman jika dikonsumsi berlebihan. “Konsumsi gorengan, makanan olahan cepat saji, yang gurih dan renyah, mengandung paling banyak lemak jenuh dan lemak trans. Hal ini bisa jadi pemicu obesitas,” kata Cut Thalya saat ditemui di RS Husada Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Menurutnya, tubuh memang membutuhkan lemak sebagai pembentuk hormon, sumber energi, dan komponen penting dinding sel. Hanya saja, jenis dan jumlah lemak harus diperhatikan. “Lemak berlebih akan disimpan dalam tubuh dan menyelimuti organ kita. Jumlah lemak yang berlebih dapat menimbulkan peradangan, jadi mudah terserang penyakit,” jelasnya.

Tren Obesitas Meningkat di Indonesia

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia sebesar 21,8 persen. Angka ini naik menjadi 23,4 persen dalam Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Sementara itu, laporan NCD Risk Factor Collaboration (NCD-RisC) 2024 mengungkapkan bahwa obesitas lebih banyak dialami perempuan dewasa di Indonesia, yakni 16,58 persen, dibanding laki-laki yang hanya 6,53 persen.Ironisnya, sebagian masyarakat masih menganggap obesitas bukan masalah. Pipi tembem kerap dianggap lucu, perut buncit dinormalisasi sebagai tanda kedewasaan, bahkan tubuh gemuk kadang dipuji sebagai simbol kesuksesan.

Kisah Ilham, dari 110 Kg Menjadi Instruktur Olahraga

Pengalaman pribadi Ilham Wijaya bisa menjadi pelajaran. Saat berusia 22 tahun pada 2013, ia melampiaskan stres kuliah dengan makan berlebihan. Berat badannya pun mencapai 110 kilogram. “Waktu kuliah, stres sedikit larinya ke makan, seperti ayam geprek. Termasuk minuman manis saya asal ambil. Tahun 2013 itu berat badanku di 110 kg,” kenangnya. Akibatnya, Ilham sering sakit, sesak napas, dada nyeri, hingga tekanan darah tinggi. Kondisi tersebut menjadi titik balik untuk mengubah gaya hidup. Pada 2017, ia mulai menata pola makan dan rutin olahraga. Kini, di 2025, berat badannya stabil di 73 kilogram. “Sekarang aku lebih fokus meningkatkan massa otot, mengurangi kadar lemak, dan menghindari gorengan serta roti manis. Kopi gula aren juga sudah tidak lagi,” ujarnya. Perubahan itu bahkan membawanya menjadi instruktur Body Pump, sebuah latihan angkat beban dengan repetisi tinggi yang dipadukan musik energik.

Bahaya Lebih dari Sekadar Obesitas

Obesitas bukan satu-satunya risiko lemak trans. WHO menyebut lemak trans industrial—yang terbentuk dari proses hidrogenasi parsial atau pemanasan minyak—dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Lemak trans menaikkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik).Penelitian WHO pada 2023 menemukan 8,46 persen dari 130 sampel jajanan di Indonesia mengandung lemak trans berlebih. Padahal, batas aman hanya 2 gram per 100 gram lemak total. Makanan yang diuji mencakup minyak goreng, margarin, biskuit, wafer, kue, roti, hingga makanan cepat saji seperti ayam goreng dan kentang goreng.

Regulasi Belum Ketat di Indonesia

Meski industri makanan dan minuman menyumbang Rp1,53 kuadriliun ke PDB Indonesia pada 2024, aturan pencantuman kadar lemak trans pada label gizi belum diwajibkan. Baru 53 negara di dunia yang memiliki regulasi ketat, sementara Singapura sudah membatasi kadar lemak trans maksimal 2 persen pada produk makanan. Kepala BPOM Taruna Ikrar menyebut pihaknya sedang mendorong aturan lebih tegas. “Trans lemak ini jadi pemicu setengah juta kematian setiap tahunnya. Namun, untuk menerapkan aturan, perlu harmonisasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, dan pelaku usaha,” jelasnya pada (24/7/2025). Kendati begitu, Taruna mengakui tantangan terbesar ada pada industri makanan. “Pelaku usaha harus melakukan penyesuaian, mengubah konten pada label gizi, dan itu membutuhkan biaya,” ujarnya.

Kesadaran Konsumen Jadi Kunci

Selama aturan belum ketat, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya lemak trans. Membaca label gizi, memilih makanan sehat, serta membatasi konsumsi gorengan dan olahan siap saji adalah langkah sederhana yang bisa dilakukan. Seperti pengalaman Ilham, perubahan pola makan dan kebiasaan bisa membawa dampak besar. Dari 110 kilogram menjadi instruktur olahraga, ia membuktikan bahwa menghindari lemak trans dan menjaga gaya hidup sehat bukan sekadar mencegah obesitas, tapi juga menyelamatkan hidup.(tia)

Post Views: 31
Tags: AwasKANAL24kanal24.co.idLemak Trans Bisa Picu Obesitas
Previous Post

Lenovo Ajak Mahasiswa UB Hadapi Era AI Kreatif

Next Post

Polusi Udara Diam-Diam Rusak Kinerja Otak

Einid Shandy

Einid Shandy

Reporter dan penulis Kanal24

Next Post
Polusi Udara Diam-Diam Rusak Kinerja Otak

Polusi Udara Diam-Diam Rusak Kinerja Otak

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
oval layer

5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

August 25, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Polusi Udara Diam-Diam Rusak Kinerja Otak

Polusi Udara Diam-Diam Rusak Kinerja Otak

October 12, 2025
Awas, Lemak Trans Bisa Picu Obesitas

Awas, Lemak Trans Bisa Picu Obesitas

October 12, 2025
Lenovo Ajak Mahasiswa UB Hadapi Era AI Kreatif

Lenovo Ajak Mahasiswa UB Hadapi Era AI Kreatif

October 11, 2025
Mental Sehat dan Kebiasaan Positif Kunci Sukses Kuliah

Mental Sehat dan Kebiasaan Positif Kunci Sukses Kuliah

October 11, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Gaya Rambut yang Tepat untuk Pipi Chubby agar Tampil Lebih Menarik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023