Kanal24, Malang – Mocca Studio memperkenalkan karya terbarunya, “Baby Zoo,” serial animasi anak yang dikembangkan di Malang dan diharapkan dapat mengisi kekosongan konten edukatif berkualitas untuk generasi muda Indonesia. Pada acara konferensi pers yang berlangsung Kamis (10/10/2024), Adithya Yustanto, Komisaris Mocca Studio sekaligus Eksekutif Produser Baby Zoo, menyampaikan bahwa serial ini akan mulai dirilis secara berkala di platform digital. Episode pertama akan ditayangkan pada hari Jumat pukul 10.00 WIB, dan episode kedua pada hari Minggu pukul 07.00 WIB.
“Grand launching-nya akan diadakan di Jakarta sekitar Desember mendatang, antara pertengahan atau akhir bulan, tetapi masih akan dikonfirmasi lebih lanjut,” ujar Adithya. Ia juga menjelaskan tiga pilar utama yang menjadi konsep dari Baby Zu, yakni pilar menyanyi, belajar, dan episode serial TV, yang masing-masing memiliki durasi tayang berbeda. Konten menyanyi dan belajar, dengan durasi 2-3 menit, akan tersedia di YouTube, sementara episode lengkap akan diproyeksikan ke media televisi atau platform OTT (Over-The-Top).
Baby Zu hadir sebagai respons terhadap kurangnya konten anak yang edukatif dan sesuai bagi generasi Z hingga generasi Alpha. Dengan karakter-karakter yang menarik dan lagu-lagu orisinal, Baby Zu menawarkan tayangan yang memperkenalkan kembali dunia anak melalui musik. “Kami telah menciptakan sekitar 80 lagu orisinal, selain lagu populer yang sudah dikenal luas. Nantinya, lagu-lagu ini juga akan tersedia di platform musik seperti Spotify mulai November mendatang,” tambah Adithya.
Dalam kesempatan yang sama, Irwanto, CEO Mocca Studio, menyoroti alasan di balik perubahan strategi bisnis Mocca Studio yang beralih dari model bisnis berbasis layanan (service) menjadi pencipta Intellectual Property (IP) sendiri. “Pada 2024, industri animasi global mengalami tantangan besar dengan banyak studio yang harus menutup operasional, bahkan Pixar juga mengurangi jumlah pekerjanya. Kondisi ini memotivasi kami untuk fokus mengembangkan IP kami sendiri agar bisnis bisa berkelanjutan,” jelas Irwanto.
Ia juga menyatakan bahwa bisnis IP di Indonesia masih jarang digarap, sehingga ada peluang besar untuk mengisi pasar tersebut. Baby Zu hadir sebagai produk IP orisinal dari Malang yang bukan hanya mengedepankan hiburan, namun juga memiliki nilai edukatif bagi anak-anak Indonesia. “Dengan IP sendiri, kami bisa bebas dari tekanan deadline yang biasanya datang saat kami hanya menjadi penyedia layanan. Kami ingin Baby Zu mencerminkan idealisme kami, sekaligus menumbuhkan bisnis animasi yang asli dari Malang,” tambahnya.
Serial Baby Zu memperkenalkan delapan karakter anak serta dua karakter guru yang belajar dan bermain di rumah pohon. Karakter ini didesain untuk mencerminkan kepribadian yang berbeda-beda, mengikuti konsep empat tipe kepribadian utama, yaitu koleris, melankolis, sanguinis, dan flegmatis. “Karakter-karakter tersebut dirancang agar anak-anak bisa melihat bagian dari diri mereka sendiri di dalamnya,” jelas Irwanto.
Beberapa karakter utama seperti Momo yang ceria dan Cici yang pemalu, diharapkan dapat membantu anak-anak mengenali dan memahami berbagai sifat dan emosi. “Kami ingin anak-anak melihat bahwa ada teman yang serupa dengan mereka di dalam Baby Zu,” ungkap Irwanto.
Di akhir konferensi pers, Adithya mengungkapkan bahwa Mocca Studio berencana menggelar acara launching lokal di Malang bersamaan dengan kegiatan Car Free Day pada hari Minggu mendatang. Lagu orisinal berjudul “Senam Tralala” akan diputar, dan anak-anak diharapkan ikut senam bersama sebagai bagian dari rangkaian promosi perdana Baby Zu di kota kelahirannya.
Dengan menghadirkan Baby Zu, Mocca Studio berkomitmen untuk terus menyajikan hiburan anak yang edukatif dan berakar dari kearifan lokal, menghadirkan konten berkualitas untuk memperkaya khazanah animasi Indonesia. (nid/sil)