KANAL24,Malang – Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB) mengadakan webinar dengan tema “Pendidikan Literasi bagi Pemelajar Tuli” pada Sabtu (30/10/2021) secara daring. Pada kesempatan ini, hadir pemateri yaitu Rully Anjar Arifianto,S.Pd. yang memaparkan terkait “Teknik Pembelajaran bagi Pemelajar Tuli dengan Memanfaatkan Bahasa Isyarat.”
Rully mengatakan bentuk komunikasi manusia ada berbagai macam, ada auditory, ada verbal, ada visual, dan juga ada bahasa isyarat tetapi bahasa isyarat ini masih sering dilewatkan dan bukan bahasa yang utama. Pada dasarnya, mempelajari bahasa isyarat ini penitng untuk kemajuan linguistik dari komunitas penyandang diabilitas tuna rungu.
“Jumlah tuli di Indonesia sebanyak 2.500.000 orang jadi jika memberikan pemahaman mengenai BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dalam tahapan sekolah otomatis anak-anak penyandang disabilitas tidak akan kesulitan dalam berkomunikasi baik dengan kelompoknya dan dengan orang dengar yang lain karena dengan BISINDO ini anak anak akan memiliki kecapakan bahasa yang baik., ujarnya.”
Ia menambahkan anak tuli adalah anak bilingual yang mempunyai dua bahasa yaitu bahasa isyarat sebagai bahasa ibu dan bahasa Indonesia tulis sebagai bahasa kedua dimana tata bahasa dalam bahasa Indonesia dan bahas isyarat itu berbeda. Dan sesuai surat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan teknologi yang menyatakan bahwa sekolah luar biasa boleh menggunakan semua bahasa isyarat baik itu bahasa isyarat Indonesia maupun bahasa isyarat yang lain seperti bahasa isyarat Jakarta .
“Saya memerintahkan anak-anak untuk membuat semacam diary dari jam lima pagi sampai sepuluh malam dimana kemampuan anak berbeda-beda, ada yang sudah paham juga ada yang cukup sulit untuk memahami antara bahasa isyarat dan bahasa tulisnya. Mereka menulis tugas sudah jadi dan tugas kita memperbaiki bahwa tulisan yang benar seharusnya saya sudah selesai mengerjakan tugas,” ujarnya.
Menurut Rully cara ini paling efektif karena anak-anak akan lebih paham kapan dia menggunakan grammarnya bahasa isyarat dan kapan dia menggunakan gramarrnya dalam bahasa Indonesia jika kita langsung memperbaiki saat itu juga.
Rully berharap di sekolah luar biasa diperlukan keberadaan guru tuli yang berguna sebagai role model bagi anak-anak karena melihat cita-cita mereka yang ingin menjadi pegawai Alfamat atau Indomaret. Mereka tidak mempunyai cita-cita tinggi sebagai guru, dosen, atau yang lainnya sehingga dengan adanya guru tuli bisa dijadikan role model bahwa penyandang tuli juga bisa mempunyain pekerjaan tinggi.(val)