Kanal24, Malang – Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras kepada masyarakat selama periode panen raya yang diperkirakan berlangsung dari Februari hingga April 2025. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani dan memastikan penyerapan beras lokal oleh Perum Bulog berjalan optimal.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa penghentian sementara ini merupakan hasil rapat koordinasi terbatas (rakortas) yang bertujuan untuk melindungi petani dari potensi penurunan harga gabah saat panen raya. “Berdasarkan Rakortas terakhir, kita hold dulu bantuan pangan dan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) sampai panennya selesai, kemungkinan panen raya itu sampai April. Cita-cita kita kan supaya harga gabah petani optimal diserap di Rp 6.500 per kilogram,” ujar Arief.
Pemerintah khawatir jika bantuan pangan beras terus disalurkan selama panen raya, harga gabah di tingkat petani dapat tertekan karena pasokan beras melimpah. Padahal, pemerintah juga berkepentingan untuk menjaga kesejahteraan petani dengan memastikan harga gabah yang layak.
Arief menambahkan bahwa bantuan pangan beras akan kembali disalurkan setelah periode panen raya selesai, terutama jika terjadi paceklik atau kenaikan harga beras yang signifikan. “Nah pas paceklik, baru kita gelontorkan lagi. Saat digelontorkan, tentu harga berasnya bisa lebih terkendali,” katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan dana yang cukup untuk penyerapan beras petani lokal oleh Bulog. “Keuangannya sudah tidak ada masalah, uang Bulog ada Rp 23 triliun, sudah ready. Sekarang sudah disepakati Rp 16,6 triliun lagi dari Menteri Keuangan tadi,” kata Zulkifli.
Dengan total dana Rp 39,6 triliun, Bulog diharapkan dapat menyerap sekitar 3 juta ton beras dari petani lokal selama periode panen raya. Zulkifli menegaskan bahwa Bulog tidak punya alasan untuk tidak membeli beras petani dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga telah menyampaikan bahwa Bulog akan menyerap beras petani lokal sebanyak 3 juta ton hingga April 2025. Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 16 triliun untuk mendukung upaya ini.
Keputusan untuk menghentikan sementara bantuan pangan beras selama panen raya merupakan langkah strategis pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan petani dan konsumen. Dengan stabilisasi harga gabah di tingkat petani, pemerintah berharap dapat menciptakan sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak.
Meskipun demikian, pemerintah juga perlu memastikan bahwa masyarakat yang membutuhkan tetap mendapatkan akses terhadap pangan yang terjangkau. Oleh karena itu, penyaluran bantuan pangan beras akan dilanjutkan setelah panen raya selesai, terutama jika terjadi gejolak harga atau kondisi darurat lainnya.
Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memperbaiki sistem distribusi pangan agar pasokan beras tetap stabil dan harga terjangkau sepanjang tahun. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat secara keseluruhan. (nid)