Kanal24, Malang — Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat posisi sebagai kampus berkelas dunia melalui program unggulan Brawijaya International Student Scholarship (BISS). Dalam wawancara eksklusif bersama Kanal24 pada Kamis (17/04/2025), Direktur International Office (IO) UB, Dr. Didik Hartono, S.S., M.Pd., mengungkapkan berbagai hal menarik terkait tujuan, proses seleksi, dan dampak dari program beasiswa ini.
Menurut Dr. Didik, program BISS bertujuan utama untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing di lingkungan UB, baik pada jenjang S1, S2, maupun S3. Keberadaan mahasiswa asing menjadi indikator penting dalam penilaian pemeringkatan universitas dunia seperti QS Ranking dan THE (Times Higher Education). Oleh sebab itu, UB terus berinovasi agar dapat bersaing dalam perebutan perhatian calon mahasiswa dari berbagai negara.
Baca juga:
Mahasiswa Pakistan Kuliah Hukum UB dengan Beasiswa

“Tahun lalu kami menerima sekitar 300 pendaftar, dan tahun ini Alhamdulillah terjadi lonjakan luar biasa dengan lebih dari 2.300 pendaftar mahasiswa asing dari 67 negara, berkat strategi marketing digital dan arahan dari pimpinan universitas,” ujar Dr. Didik.
Negara-negara asal pendaftar sangat beragam, meliputi kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika, Eropa, bahkan Amerika Serikat dan Australia. Hal ini mencerminkan semakin dikenalnya nama Universitas Brawijaya di kancah internasional.
Seleksi dilakukan secara daring mengingat para calon masih berada di negara asal masing-masing. Prosesnya mencakup seleksi administratif, sertifikasi bahasa Inggris, serta wawancara yang melibatkan pihak program studi yang akan menerima mahasiswa. “Untuk jenjang S1, mereka harus mengikuti tes bahasa Inggris standar, sedangkan jenjang S2 dan S3 langsung kami wawancarai bersama prodi terkait,” jelasnya.
Dari ribuan pendaftar tersebut, hanya sebagian kecil yang akan mendapatkan beasiswa penuh. Tahun ini, UB menyediakan satu kuota beasiswa penuh dari universitas dan mendorong setiap fakultas untuk melakukan hal yang sama. “Dengan 17 fakultas yang ada, maka targetnya minimal akan tersedia 34 beasiswa penuh,” tambahnya.
Tahap akhir dari proses seleksi mencakup penetapan oleh pimpinan universitas dan pengurusan legalitas seperti visa, ITAS (izin tinggal terbatas), serta izin belajar dari Kemendikbudristek RI.
Selain memperluas jejaring internasional, mahasiswa asing diharapkan juga membawa dampak konkret terhadap peningkatan publikasi ilmiah UB. “Mahasiswa asing yang publikasinya mencantumkan afiliasi UB akan sangat membantu meningkatkan jumlah publikasi terindeks Scopus, yang menjadi faktor penting dalam pemeringkatan global,” ucap Dr. Didik.
Lebih dari itu, keberadaan mahasiswa asing juga memperkaya atmosfer akademik dan memperkuat citra internasional kampus. UB berharap bahwa di masa depan, reputasi akademik yang semakin kuat akan membuat lebih banyak mahasiswa asing mendaftar bahkan tanpa perlu ditawari beasiswa.
Baca juga:
2.349 Diterima Beasiswa Brawijaya International Student Scholarship 2025
“Beasiswa ini masih bentuk pancingan. Harapannya setelah mereka tahu kualitas UB, atmosfer belajar yang mendukung, dan publikasi yang baik, akan tumbuh minat secara alami untuk studi di UB,” pungkasnya.
Dengan strategi internasionalisasi yang matang dan komitmen dari semua lini, Universitas Brawijaya kian mantap menapaki jalur menjadi universitas kelas dunia. Program BISS adalah salah satu langkah nyata untuk mewujudkan visi tersebut. (nid)