Kanal24, Malang — Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) RI melakukan visitasi ke Universitas Brawijaya (UB) dalam rangka evaluasi dan penilaian Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025. Kegiatan ini berlangsung sejak Senin (3/11/2025) di Ruang Jamuan Lantai 6 Gedung Rektorat UB, dan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke sejumlah desa mitra.
Koordinator PPK Ormawa UB, Wildan Abdurochman, menjelaskan bahwa visitasi kali ini menjadi tahap kelima dari keseluruhan proses pelaksanaan program. Sebelumnya, tim PPK Ormawa telah melalui empat tahapan mulai dari seleksi, pendanaan, implementasi, hingga evaluasi kegiatan di lapangan.
“Visitasi ini untuk memastikan kesesuaian antara laporan yang disusun tim pelaksana dengan kondisi di lapangan. Selama empat bulan berjalan, kami ingin memastikan bahwa hasil yang dicapai memang sesuai dengan rencana yang telah ditulis,” jelas Wildan.
Dari sepuluh tim yang mengajukan proposal, lima tim lolos pendanaan, dan tiga di antaranya berhasil melaksanakan kegiatan dengan dukungan penuh dari Belmawa Dikti. Beberapa di antaranya adalah program pengelolaan susu kambing etawa menjadi produk turunan seperti susu bubuk dan permen susu, pemanfaatan kulit jeruk menjadi briket dan sirup, serta inovasi pengeringan bawang merah berbasis solar dome.
“Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga meningkatkan kapasitas organisasi mahasiswa, baik soft skill maupun hard skill. Kami juga berharap UB bisa menembus seleksi Abdidaya Ormawa untuk mendapat penganugerahan nasional,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Belmawa RI, Soecipto, menegaskan bahwa visitasi ini berfungsi sebagai validasi data sekaligus penilaian terhadap dampak program di masyarakat. Dari hampir 3.000 proposal PPK Ormawa yang masuk secara nasional, hanya sekitar 10 persen atau 295 proposal yang lolos pendanaan. UB menjadi salah satu perguruan tinggi dengan lima tim yang berhasil mendapatkan pendanaan dan tiga di antaranya dikunjungi langsung oleh tim Belmawa.
“Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga meningkatkan kapasitas organisasi mahasiswa, baik soft skill maupun hard skill. Kami juga berharap UB bisa menembus seleksi Abdidaya Ormawa untuk mendapat penganugerahan nasional,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program pasca-PPK Ormawa. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada dukungan perguruan tinggi, peran dosen pendamping, dan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, hingga mitra eksternal seperti dunia usaha dan industri.
“Kami ingin program ini tidak berhenti saat kegiatan berakhir. Mahasiswa harus membangun sistem yang bisa dilanjutkan masyarakat. Perguruan tinggi juga berperan besar memastikan keberlanjutan ini,” tegasnya.
Visitasi PPK Ormawa di UB menjadi bagian dari upaya Belmawa memastikan sinergi antara dunia kampus dan masyarakat berjalan efektif. Melalui pendekatan kolaboratif, UB diharapkan dapat terus menjadi salah satu perguruan tinggi yang aktif mendorong pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi mahasiswa.(Din)











