KANAL24, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan, pihaknya enggan untuk melanjutkan upaya mendorong PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), lantaran startup digital berkategori unicorn ini masih menghidari transparansi bisnis guna menjaga kemampuan daya saing.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, mengaku sudah mendengar dan membaca informasi yang menyebutkan bahwa Gojek akan melakukan dual listing di bursa saham luar negeri yang selanjutnya diikuti dengan pencatatan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Dugaan saya, kalau startup itu (Gojek) sekarang IPO, tentu mereka menjadi transparan. Padahal, itu competitive advantage mereka yang ramuan bisnisnya seperti apa akan ditutupi. Karena begitu dia IPO dan menjadi transparan, lalu (konsep bisnis) mereke akan ditiru orang,” kata Hoesen, akhir pekan ini di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Pada dasarnya, jelas Hoesen, konsep aplikasi Gojek tidak terlalu sulit untuk ditiru di era digital ini. “Karena, directory entry -nya tidak terlalu tinggi. Seperti (konsep) peer-to-peer lending , begitu ketahuan, lalu dibuat orang. Gojek atau pun Grab, sebetulnya aplikasinya kan begitu-begitu saja,” tuturnya.
Selain itu, jelas dia, jika Gojek memutuskan untuk IPO, laporan keuangan dan margin perusahaan akan terpantau jelas oleh kompetitor. “Kalau saya perhatikan di beberapa negara lain pun, startup seperti ini memang menahan diri untuk IPO. Saya belum mendengar sih ada yang IPO untuk unicorn-unicorn seperti ini,” papar Hoesen.
Dengan demikian, tegas Hoesen, sejauh ini masih sulit untuk mendorong Gojek untuk IPO. “Saya tidak berharap juga atau tidak ngotot untuk Gojek masuk pasar modal kita. Karena, (konsep bisnis) mereka pun tidak susah untuk ditiru business model -nya kan sederhana semua, berupa servis begitu,” jelas Hoesen.
Hoesen menambahkan, kabar yang menyebutkan Gojek akan melakukan IPO awalnya bersumber dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. “Itu kan baru rencana. Sekarang beliau Nadiem Makarim menjadi menteri. Mesti ditanya lagi. Jadi atau enggak untuk IPO? Kami (OJK) tidak tahu. Saya belum pernah berbicara sampai sejauh itu, katanya. (sdk)