KANAL24, Jakarta – Pemerintah Indonesia menggendeng konsultan McKinsey & Co. dan Boston Consulting Group untuk membenahi perusahaan negara dengan pendapatan gabungan USD172 miliar yang mendominasi sektor-sektor dari energi hingga konstruksi dan telekomunikasi.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Budi Gunadi Sadikin mengatakan konsultan global itu akan menyiapkan peta jalan bagi 114 BUMN , termasuk raksasa minyak Pertamina, PLN dan Garuda Indonesia. Rencana perbaikan akan sejalan dengan rencana nasional 2020-24 Presiden Joko Widodo dan diharapkan akan selesai pada akhir Februari.
“Kami ingin membuat ekosistem, di mana semua CEO milik negara memiliki keterampilan untuk berurusan dengan investor internasional,” kata Budi Gunawan Sadikin, Jumat (7/2/2020).
Dilansir dari Bloomberg, Pemerintah mengandalkan BUMN untuk melaksanakan agenda ekonominya termasuk membangun pelabuhan, jalan, dan bandara sehingga menimbulkan beban utang yang cukup besar dalam prosesnya. Data menunjukkan hingga akhir 2018 lalu, BUMN membukukan laba bersih Rp138,1 triliun (USD10 miliar) dengan total penjualan Rp2.360 triliun. Perusahaan memiliki aset senilai Rp8.200 triliun dengan kewajiban mencapai 5.604 triliun.
Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara mendapat tugas untuk “membangun BUMN yang mampu berekspansi ke pasar global.” Ia menjanjikan akan merestrukturisasi BUMN dengan mendorong inovasi bisnis, penerapanteknologi dan kemampuan untuk bermitra dengan perusahaan kelas dunia.
Menurut Budi Gunawan, kemitraan global akan menjadi kunci BUMN karena Jokowi ingin mengubah Indonesia sentra manufaktur dari hanya sekedar pemasok bahan baku. Pemerintah mencanangkan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pembuatan baterai listrik dengan mengandalkan cadangan nikel yang besar, serta mengembangkan minyak sawit mentah dan batubara untuk menjadi bahan bakar kendaraan menggantikan gas.
Budi telah memilah 64 perusahaan di bawah pengawasannya menjadi 12 kelompok untuk memudahkan pemantauan dan pengelolaan. “Saya hanya harus berurusan dengan 12 CEO, bukan 64 CEO,” kata Sadikin.
Ia menjelaskan, PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) akan didorong untuk meningkatkan hasil inevstasinya dalam membangun infrastruktur telekomunikasi nasional, dengan menambahkan operator yang dapat meningkatkan kolaborasi dengan pengembang aplikasi ponsel demi meningkatkan margin.
Perusahaan milik negara di industri dasar akan didorong untuk bermitra dengan perusahaan asing agar memiliki teknologi canggih. Pertamina akan dijodohkan dengan Mubadala Investment Co. dari Abu Dhabi untuk membangun kilang. PT Bukit Asam (PTBA) yang bekerjasama dengan Air Products and Chemicals Inc. mulai bergerak untuk memanfaatkan teknologi yang lebih baru dalam mengolah hasil tambang batubara. (sdk)