Kanal24, Malang – Literasi Keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk pola pengelolaan uang di masa depan. Mengingat perannya yang cukup fundamental, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar Finance Literation pada Rabu, (23/11/2022) untuk membekali mahasiswa dan umum dalam mewujudkan literasi keuangan yang lebih baik. Mengusung tema “Create Your Mindset for a Successful Investment Journey”, kegiatan Finance Literation FEB UB menghadirkan Agus Soenartono, S.Sos sebagai pemateri dan diikuti oleh mahasiswa aktif FEB UB serta masyarakat umum dengan membentuk ruang diskusi yang aktif partisipatif.
Dalam materinya Agus menjelaskan bahwa di usia muda kita akan dihadapkan oleh berbagai pilihan. Bahkan pilihan yang kita ambil saat ini, bukan tidak mungkin akan menentukan arah kehidupan kita nantinya. Karenanya, diperlukan mindset para generasi muda yang terbuka dengan segala bentuk peluang, khususnya yang fokus dalam menentukan pengelolaan keuangan jangka panjang yang diwujudkan dalam bentuk investasi.
“Investasi yang kita lakukan untuk saat ini, tidak dapat kita raih hasilnya secara langsung melainkan dapat kita petik hasilnya nanti di masa depan. Oleh karena itu, investasi dapat dikatakan sebagai tabungan jangka panjang. Investasi ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti membeli tanah, atau saham. Oleh karena itu, saya ingatkan kepada semuanya bahwa sebagai generasi muda, kalau punya uang jangan digunakan secara hedon. Apalagi kalau sampai uang yang kita punya habis hanya untuk nongkrong di cafe. Usahakan mulai dari sekarang sudah berpikir untuk melakukan investasi sebagai tabungan masa depan,” tutur Agus.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga cukup rawan mengalami resesi. Lebih lanjut, berdasarkan hasil dari survei Bloomberg, menyebutkan bahwa Indonesia bahkan masuk dalam daftar 15 negara yang terancam mengalami resesi ekonomi global tahun 2023. Indonesia menduduki peringkat ke 14 dengan tingkat resesi mencapai 3%. Meskipun angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara negara lain di Asia, tetapi angka 3% ini mampu memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia kedepannya.
“Investasi yang paling mudah dilakukan oleh para generasi muda pada saat ini adalah dengan cara mulai menginvestasikan waktu. Investasi waktu ini dapat dilakukan dengan cara terus belajar dan memperdalam ilmu yang selaras. Selanjutnya yaitu menuju tahap penerapan ilmu yang telah diperoleh dengan mulai berinvestasi dari jumlah yang kecil. Meskipun begitu, investasi yang dilakukan juga tidak boleh sembarangan sebab harus mengamati situasi politik dan ekonomi yang sedang terjadi. Ketika kondisi politik dan ekonomi stabil, maka investasi yang kita lakukan akan membawa kita menuju tahap yang menguntungkan,” jelasnya
Literasi keuangan tidak melulu hanya membahas tentang investasi atau tabungan melainkan lebih kepada pengelolaan keuangan yang efisien. Sebuah pengelolaan keuangan yang efisien merupakan pengelolaan uang yang proporsional. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola anggaran.
“Menerapkan pola anggaran dilakukan dengan membagi uang yang dimiliki menjadi beberapa bagian tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan menyisihkan 20% untuk investasi dan pendidikan, dan 10% untuk tabungan, serta 70% untuk kebutuhan sehari-hari. Atau dapat juga dengan menyisihkan 50% untuk memenuhi kebutuhan hidup, 30% untuk kebahagiaan, dan 20% untuk investasi.”
Ia menggaris bawahi pernyataan bahwa sebenarnya tidak ada proporsi khusus dalam pembagian pola anggaran ini. Pola anggaran yang telah disebutkan hanya menjadi contoh gambaran kasar dari penerapan konsep pola anggaran yang telah dipaparkan. Pembagian pola anggaran ini dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan juga tujuan yang telah ditentukan oleh masing-masing individu yang bersangkutan.(Nal)