FEB UB Gelar Pelatihan Wirausaha untuk Komunitas Disabilitas Malang Raya
Pelatihan digital marketing dari Kampus Shopee Malang (Dok.Rafi)
Kanal24, Malang - “Aku, Kamu, Kita Setara”. Jargon membakar semangat itu mengeriuh di lantai 3, Gedung Utama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Program pelatihan wirausaha dalam rangka pengabdian masyarakat diadakan di sana. Sasaran dari pengabdian ini ialah komunitas dan juga paguyuban penyandang disabilitas se-Malang Raya.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 23 Agustus dan akan ditutup keesokan harinya dengan pameran produk.
“Kegiatan ini dalam rangka peningkatan pengabdian kepada masyarakat, khususnya wirausahawan kaum disabilitas” tutur Dr. Ferry Prasetyia, Kepala Departemen Ilmu Ekonomi sekaligus ketua program pengabdian masyarakat ini.
Program ini merupakan inisiasi FEB UB, Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai mitra, dan mitra sasaran berupa 4 komunitas dan 10 paguyuban disabilitas se-Malang Raya. Sebagai mitra, Universiti Kebangsaan Malaysia turut membawakan materi motivasi wirausaha. Dalam rangkaian pengabdian masyarakat ini, FEB UB juga akan menandatangani MoA bersama dengan paguyuban dan komunitas.
Peserta pelatihan terlihat fokus untuk mengikuti pelatihan digital marketing. (Dok.Rafi)
Tujuan diselenggarakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memperbaiki kesejahteraan penyandang disabilitas yang kerap dipandang sebelah mata. Melalui pelatihan digital marketing tim pengmas berusaha menciptakan komunitas penyandang disabilitas yang mendiri secara ekonomi, memberikan kebermanfaatan dan kesejahteraan.
Hari pertama kegiatan diisi dengan pemaparan materi tentang digital marketing. Materi itu dibawakan oleh perwakilan dari Kampus Shopee Malang dan juga komunitas aksara 8. Seluruh peserta kelas mengikuti dengan antusias ditambah hadirnya seorang juru bahasa isyarat.
Di hari pertama, peserta diberikan penguatan materi pelatihan digital marketing. Hal ini bertujuan untuk membantu pemasaran produk yang dihasilkan oleh komunitas disabilitas. Harapannya, mereka bisa memasarkan produknya secara lebih luas.
Ferry mengatakan bahwa program ini sebagai wujud kepedulian dan partisipasi FEB UB kepada komunitas disabilitas Malang Raya.
“Di FEB, infrastruktur jalan sudah ramah disabilitas, pengabdian ini sebagai kelanjutan dari sana,” ungkap Ferry. Ia menambahkan bahwa program pengabdian yang menyasar komunitas disabilitas ini merupakan wujud FEB UB sebagai fakultas yang ramah disabilitas.
Selain kegiatan pelatihan digital marketing, pada hari kedua kegiatan pelatihan akan dibawakan oleh perwakilan Universitas Kebangsaan Malaysia. Pembicara hadir bersama secara daring melalui telekonferensi Zoom Meeting, berupa pemberian motivasi wirausaha untuk kaum disabilitas.
Suasana pelatihan digital marketing di Gedung Utama FEB UB. (Dok. Rafi)
Pelatihan ini mendapatkan antusiasme yang besar dari seluruh komunitas disabilitas.
“Teman-teman komunitas sangat membutuhkan pelatihan digital marketing ini. Mereka punya produk tapi tidak bisa memasarkan,” tutur Titing Rara, Pendamping Penyandang Disabilitas Kementrian Sosial Malang Raya. Komunitas yang dibawahi Titing merasa antusias mengikuti pelatihan ini.
Titing dan komunitas lainnya berharap dengan adanya pameran produk dari komunitas disabilitas, mahasiswa dapat peduli dengan para penyandang disabilitas.
“Mahasiswa agar lebih aware ke orang disabilitas dengan mengapresiasi karyanya,” kata Titing. Ia sangat mengharapkan tidak adanya lagi diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
Bukti keseriusan FEB dalam ramah disabilitas juga dilakukan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement dengan kesepuluh komunitas disabilitas. “Besok kita akan tanda tangan MoA dengan komunitas,” jelas Ferry saat ditemui di Gedung Utama FEB UB. Penandatanganan itu akan dilaksanakan pada rangkaian hari kedua program pengabdian masyarakat tersebut.
Di sela agenda pelatiha nuga digelar pameran produk dari komunitas disabilitas. Produk dari sepuluh komunitas tersebut dipamerkan di lantai 1 Gedung Utama FEB UB. Hasil karya produk tersebut juga bisa diperjualkan di marketplace.
“Kami menyediakan 6 stand untuk pameran produk karya komunitas,” jelas Ferry kepada tim Kanal24. Gerai-gerai tersebut akan digunakan untuk memasarkan produk-produk komunitas disabilitas tersebut.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan memberikan keberlanjutan yang baik untuk sasarannya. “Setelah selesai, kita akan evaluasi. Jika hasil outputnya baik, kita tingkatkan. Jika kurang baik kita evaluasi,” jelas Ferry. Tingkat penjualan dan omset dari komunitas disabilitas juga merupakan ukuran keberhasilan program pelatihan digital marketing ini.
Kegiatan pengabdian masyarakat kepada penyandang disabilitas ini merupakan wujud nyata FEB UB peduli penyandang disabilitas untuk menunjukkan eksistensi dirinya. Pemasaran produk merupakan dasar utama untuk mewujudkan kemandirian ekonomi para penyandang disabilitas. (raf)