Kanal24, Malang – SMA Brawijaya Smart School (BSS) kembali mengadakan kegiatan “Nyantrik” setelah sebelumnya sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari di Dusun Ngebrong, Desa Tawangsari Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, diikuti oleh 410 siswa siswi kelas X dan XI.
Program Nyantrik yang telah berjalan selama 8 tahun ini bertujuan agar para siswa dapat belajar budaya dan tatakrama yang saat ini sudah bergeser.
“Sebelumnya kegiatan ini hanya Baksos yang berfokus pada pemberian sumbangan, bagi-bagi sembako, pengadaan pasar murah hingga pelayanan Kesehatan kepada masyarakat setempat. Namun akhirnya kami berubah konsep dan kami berfokus pada pembelajaran tata krama, sopan santun dan berbudaya menggunakan bahasa jawa yang baik,” jelas Widyo Nugroho Adi selaku ketua pelaksana saat ditemui Kanal24 di dusun Ngebrong (05/10/2022).
Kegiatan Siswa SMA PSS saat membantu inang (induk semang) (dok. SMA BSS)
Sejumlah 100 rumah warga yang dititipkan siswa siswi, diberi istilah dengan inang (induk semang). Selama empat hari, siswa siswi diberi tugas untuk membantu inang mengerjakan pekerjaan yang menjadi mata pencahariannya yang mayoritas bekerja sebagai petani.
Selain itu, para guru SMA BSS tetap memberikan kegiatan lain seperti pengajian, tracking dan dolanan.
“Diawal kedatangan, malamnya kami mengadakan kegiatan pengajian, yang kebetulan bertepatan memperingati Maulid Nabi. Dihari berikutnya, kami mengajak anak-anak untuk traking dan mempraktekkan pelajaran pramuka seperti tali menali. Kemudian dihari ketiga ada kegiatan dolanan yang diadakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Kegiatan dolanan ini akan dilakukan bersama anak-anak yang ada di Dusun Nebrong,” jelas Widyo.
Panitia telah menyiapkan berbagai lomba dan hadiah untuk para pemenang.
“Dan dihari ke empat akan dilaksanakan kegiatan malam terakhir dimana akan dibuat panggung keakraban yang menampilkan pentas seni dari warga lokal dan dari pihak sekolah,” tambahnya.
Para siswa siswi juga diberi tugas wajib yaitu membuat dokumentasi kegiatan yang akan diunggah di masing-masing sosial media, dan tugas proyek yaitu berkelompok mencari profil pelajar Pancasila yang diajarkan oleh SMA BSS yaitu Spiritualm Motivated, Aktif, Religius, Respectfull (SMART).
Siswi SMA BSS saat membantu inang memaanen wortel di kebun (dok. SMA BSS)
Selama kegiatan para siswa didampingi oleh para guru dan wali kelas masing-masing sehingga ketika siswa memerlukan sesuatu mereka bisa langsung menghadap ke wali kelasnya.
Selain para guru, OSIS SMA BSS juga turut diikutsertakan dalam acara kali ini untuk membantu memantau kondisi siswa selama kegiatan terutama terkait urusan kesehatan dan keamanan siswa.
Pihak sekolah juga mengizinkan orang tua siswa untuk mengunjungi anaknya jika memang ada yang diperlukan. Salah satu wali siswa kelas XI SMA BSS yang berkunjung, dr. Helma Efiyeni, menyebut bahwa kegiatan tahunan ini sangat bagus untuk membentuk karakter remaja supaya bisa mandiri dan bersosialisasi ke masyarakat. Beliau juga menjelaskan bahwa anak-anak yang ikut terlihat menikmati kegiatan ini.
“Saya lihat anak saya cukup senang di sini dan untuk kegiatan ini saya rasa sudah bagus sesuai dengan harapan kami para orang tua. Kegiatan ini membantu pembentukan karakter anak-anak untuk bisa siap terjun ke masyarakat, karena hal seperti ini kan tidak dapat ditemui di sekolah jadi melalui program ini pasti anak-anak akan mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu yang berharga,” ungkap dr. Helma.
Melalui program Nyantrik ini, SMA BSS menargetkan siswanya untuk dapat belajar tradisi, budaya dan tata krama serta kearifan lokal masyarakat Dusun Ngebrong.
“Kami berharap siswa dapat belajar tradisi, budaya dan tata krama yang ada di desa. Semoga para anak didik kami dapat menyelesaikan tugas wajib dan tugas proyek yang kami berikan dengan baik”, pungkas Ketua Pelaksana Nyantrik 2022, Widyo Nugroho Adi. (zha/al)