Kanal24, Malang – Desa Tumpang kembali semarak dengan gelaran Bersih Desa Tumpang 2025 yang mengusung tema “Reksa Jinalayapura”, sebuah seruan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Tumpang Raya. Puncak acara berupa Kirab Budaya pada Sabtu (26/7/2025) menjadi magnet ribuan warga dan pengunjung, menghadirkan kemegahan sejarah relief Candi Jago dan kejayaan Kerajaan Singhasari-Majapahit dalam narasi yang ditampilkan tiap RW peserta.
Kirab budaya ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan juga wujud nyata penggalian identitas lokal. Setiap RW menampilkan interpretasi unik dari relief Candi Jago, mulai dari kisah Partayadnya (Pandawa Main Dadu), Kunjarakarna, Angling Dharma, hingga simbol-simbol Dharma yang terpatri dalam arca dan panel dinding candi peninggalan abad ke-13 tersebut.
Baca juga:
Cleaner: Aksi Menegangkan di Langit London

“Bersih desa kali ini bekerja sama dengan Lembaga Adat Desa Tumpang, bukan hanya bersih secara fisik, tetapi juga membersihkan batin dan merawat warisan leluhur. Kirab ini adalah upaya membumikan kembali nilai-nilai luhur Candi Jago kepada generasi muda,” ujar Kepala Desa Tumpang, Widiarto.
Arak-arakan dimulai dari Tugu Pahlawan Tumpang dan berakhir di Kantor Kecamatan Tumpang. Sepanjang rute, pengunjung disuguhi pemandangan kostum tradisional, miniatur relief, teatrikal perjuangan tokoh klasik, dan dekorasi penuh warna yang merefleksikan kekayaan budaya.
Pada kesempatan yang sama, diluncurkan Udeng Tumpang dengan motif KAMALEKSANA, yang berarti keberuntungan. Motifnya terinspirasi dari pipi tangga Candi Jago, dipadukan dengan ornamen Blumbangan Modang Jawa Timuran serta ikonografi teratai khas era Singhasari. Udeng ini diharapkan menjadi identitas baru sekaligus produk ekonomi kreatif yang membanggakan.
Selain kirab, Bersih Desa Tumpang 2025 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, di antaranya:
- Pemasangan Penjor Serentak di Malam 1 Suro
- Lomba Kebersihan Lingkungan RW
- Lomba Senam Kreasi PKK
- Lomba Voli Bola Plastik PKK
- Nyadran & Agniyadnya
- Ruwatan Desa Lakon Sudamala
- Pentas Musik & Pengajian Akbar
Tak hanya mempererat kebersamaan warga lintas usia, acara ini juga menjadi wadah tumbuhnya ekonomi kreatif lokal. Produk UMKM, kuliner tradisional, hingga kerajinan tangan khas Tumpang laris manis di bazar desa, menunjukkan bahwa budaya bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Baca juga:
Pelestarian Topeng Malang Warnai Ekspresi 7 Talenta Down Syndrome
“Reksa Jinalayapura adalah ajakan untuk menjaga harmoni antara manusia, alam, dan warisan budaya. Karena Desa Tumpang terpilih sebagai salah satu dari 150 Desa Budaya se-Indonesia, maka penting bagi kita mengembangkan Candi Jago menjadi inspirasi produk ekonomi kreatif seperti seni pertunjukan, motif batik, kriya, hingga kuliner,” ungkap Siti Nurvianti, Ketua Lembaga Adat Desa Tumpang.
Acara ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada RW terbaik dalam lomba kebersihan lingkungan serta apresiasi bagi video pemasangan penjor terbaik. Dengan semangat Reksa Jinalayapura, warga berharap Tumpang tak hanya menjadi desa persinggahan wisatawan Bromo Tengger Semeru, tetapi juga destinasi budaya yang hidup, dinamis, dan berdaya tarik kuat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. (nid)