Kanal24, Malang – Setiap kita pasti menginginkan keluarga dan anak cucu keturunan yang baik, shalih dan shalihah serta mampu meninggalkan keturunan yang baik dan mampu meringankan beban dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Demikian pula setiap kita pasti menjumpai kematian dan berharap agar anak cucu bersedia mendoakan kita kelak, oleh karena itu dua hal yang perlu dilakukan oleh kita adalah sejak sekarang doakan mereka dan berwasiatlah ‼ pada mereka agar mereka menjadi anak cucu keturunan yang terbaik .
Memberikan wasiat kebaikan pada anak cucu adalah sangat penting karena kita diperintahkan untuk menjaga mereka dari kesesatan di akhirat dan terjatuh dalam kenistaan siksa neraka. Agar mereka menjadi peringan beban kita kelak di akhirat dan bukan malah menyusahkan dan memberatkan langkah. Sebagaimana Firman Allah :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ( At-Tahrim : 6)
Dalam berbagai pembahasan terkait wasiat ini ada dua sudut pandang yang seringkali disampaikan oleh para ulama. Yaitu pertama pendekatan fiqih (pengertian sempit) yang melihat wasiat dalam konteks pembagian harta waris, kedua wasiat di dalam menjalankan berbagai kebaikan (pengertia luas).
Wasiat adalah berasal dari kata jamak, wasaaya الوصايا yang secara etimologis bermakna menyambung sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Wasiat dalam makna yang luas adalah nasihat yang diberikan kepada seorang yang dekat di hati semisal anak, saudara maupun teman dekat untuk melaksanakan suatu hal yang baik atau menjauhi suatu hal yang buruk.
Islam mengajarkan kepada ummatnya agar memberikan wasiat pada keluarganya. Sebagaimana Firman Allah swt.
كتِبَ عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ترك خيراً الوصية للوالدين والأقربين بالمعروف حقاً على المتقين
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-Baqarah :180)
Secara hukum para ulama mensepakati bahwa hukum berwasiat adalah sunnah muakkad menurut ijmak ulama. Hal ini mengingat pentingnya berwasiat tentang harta dan kebaikan untuk kebaikan keluarga dan anak cucu yang akan ditinggalkan saat kita telah dipanggil oleh Allah swt.
Dalam tulisan ini akan lebih banyak dibahas tentang berwasiat atas kebaikan (pengertian luas) yaitu memberikan wasiat kebaikan khususnya pada keluarga dan keturunan sebagaimana yang dilakukan oleh para nabi atas keturunannya. Sebagaimana Firman Allah swt
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS.Al-Baqarah : 132)
Bahkan para nabi sangat peduli dan risau atas keturunannya sehingga mewasiatkan hal utama pada mereka dengan wasiat ketaqwaan dan tauhid. Sebagaimana kerisauan nabi Ya’kub yang diabadikan dalam alquran :
أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ حَضَرَ يَعۡق
Bahkan para nabi sangat peduli dan risau atas keturunannya sehingga mewasiatkan hal utama pada mereka dengan wasiat ketaqwaan dan tauhid. Sebagaimana kerisauan nabi Ya’kub yang diabadikan dalam alquran :
أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِيۖ قَالُواْ نَعۡبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ
Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” ( Al-Baqarah : 133)
Demikian pulalah yang di lakukan oleh Luqman atas anak cucu keturunannya, sebagaimana di abadikan dalam alquran surat Luqman ayat 13-19. Terdapat beberapa pesan dan wasiat yang beliau sampaikan, antara lain :
1. Jangan mempersekutukan Allah (Luqman 31:13).
2. Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya (Luqman 31:14).
3. Mengikuti jalan orang-orang shalih (Luqman 31:14).
4. Sadar akan pengawasan Allah (Luqman 31:16).
5. Dirikan salat (Luqman 31:17).
6. Berbuat kebajikan (Luqman 31:17).
7. Jauhi kemungkaran (Luqman 31:17).
8. Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman 31:17).
9. Jangan sombong dan angkuh (Luqman 31:18).
10. Bersikap lemah lembut (Luqman 31:19).
Pesan wasiat kebaikan untuk anak cucu dimaksudkan agar mereka menjadikan diri mereka terus berada dalam jalan kebaikan. Serta dalam memberikan pesan wasiat haruslah disampaikan dengan lemah lembut, suara yang tidak keras dan tidak membentak bahkan perlu pula ditulis pesan wasiat kebaikan itu agar mereka selalu mengingatnya.
مَا حَقُّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُرِيْدُ أَنْ يُوْصِيَ فِيْهِ يَبِيْتُ لَيْلَتَيْنِ إِلاَّ وَوَصِيِّتُهُ مَكْتُوْبَةٌ عِنْدَهُ
“Tidak pantas bagi seorang muslim yang memiliki sesuatu yang ingin ia wasiatkan untuk melewati dua malamnya melainkan wasiatnya itu tertulis di sisinya (HR. Muttafaq alaih)
Apakah kita sudah membuat pesan dan wasiat kebaikan pada keluarga dan anak cucu kita? Sudahkah kita menuliskannya pesan wasiat tersebut ?. Semoga langkah kecil ini dapat mengantarkan diri kita untuk menjadikan anak cucu yang shalih dan shalihah yang kelak dapat meringankan beban di akhirat. Aamiiin…..
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Fisip UB, Motivator