KANAL24, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa siklus pertumbuhan ekonomi nasional sudah mencapai titik terendahnya dan saat ini sudah mulai menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2020 diyakini akan mampu mendekati nilai tengah dari rentang perkiraan 5,1 – 5,5 persen, di kisaran 5,3 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah kondisi ekonomi global yang mulai membaik dibandingkan tahun 2019 lalu.
Dari sisi domestik, konsumsi rumah tangga yang terus terjaga, aliran dana masuk yang semakin deras, dan investasi yang meningkat menjadi faktor pendorong utama. Pada gilirannya perbaikan faktor-faktor pendorong itu akan mengangkat kepercayaan diri investor dan pelaku usaha di dalam negeri terhadap prospek perekonomian Indononesia.
“Siklus ekonomi kita juga banyak dipengaruhi oleh naik turunnya komoditas dunia dan pola pertumbuhan ekonomi di dunia. Harga komoditas di tahun 2020 akan lebih baik dibandingkan 2019, demikian juga aliran modal asing ke indonesia juga akan terus masuk ke Indonesia,” kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2020).
Demi menjaga momentum yang positif tersebut, BI menegaskan akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan-kebijakan yang akomodatif. Pemerintah diharapkan dapat terus mengeluarkan kebijakan fiskal yang sejalan dengan upaya BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Perry menambahkan adanya siklus pertumbuhan ekonomi ini, juga akan mendorong siklus pertumbuhan di sektor keuangan. “Kalau siklus ekonomi sedang naik maka siklus keuangan akan selalu mengikuti di bawahnya,” ujar Perry.
Karena alasan itulah, kata Perry, pertumbuhan pembiayaan termasuk kredit tidak tumbuh kuat pada tahun lalu. “Itu karena ekonomi kita sebelumnya, belum naik,” imbuhnya. (sdk)