Kanal24, Malang — Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya menggelar acara Bincang-Bincang Intelektual bersama bakal calon dekan (BCD) periode 2025–2030 dengan format inovatif dan lebih interaktif, Senin (28/5/2025). Dua bakal calon dekan FMIPA UB Ratno Bagus Edy Wibowo, S.Si., M.Si., Ph.D. dan Prof. Sukir Maryanto, S.Si.,M.Si.,Ph.D. beradu program visi dan program fakultas lima tahun mendatang.
Ketua Pelaksana Pemilihan, Nurjannah, S.Si., M.Phil., Ph.D., menjelaskan bahwa panitia berupaya keras merancang kegiatan yang tidak monoton. “Kalau hanya berbicara tentang pemaparan visi misi atau kampanye, sering muncul pertanyaan di benak kita: apa gunanya? Apakah bisa merubah pilihan? Oleh karena itu, kami mencoba mengemas acara ini senyaman mungkin, baik bagi BCD maupun civitas akademika yang hadir,” ujar Nurjannah.
Salah satu inovasi yang diterapkan adalah meminta para bakal calon dekan membuat video singkat pengenalan diri dan gagasannya. “Karena orang cenderung lebih tertarik pada visual dibandingkan teks, maka kami minta bakal calon dekan membuat video pendek sebagai pembuka,” tambahnya.
Selain itu, dalam sesi tanya jawab, panitia juga menerapkan metode baru. Sebelumnya, panitia meminta beberapa dosen dan mahasiswa untuk menyumbangkan pertanyaan yang sudah disiapkan dalam amplop tersegel. Amplop ini tidak dibuka hingga hari pelaksanaan, guna menjaga spontanitas dalam jawaban para calon dekan. Total ada 12 panelis dosen dan 7 panelis mahasiswa yang terdiri dari anggota BEM fakultas, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), serta ketua himpunan dari lima departemen di FMIPA UB.
“Pertanyaan itu akan diundi secara acak, lalu langsung diajukan oleh moderator kepada para bakal calon. Jawaban yang diharapkan adalah murni dari pemikiran spontan para calon, sehingga audiens bisa melihat ketulusan serta ketajaman berpikir mereka dalam merespon isu-isu aktual,” jelas Nurjannah.
Format acara juga dilengkapi dengan sesi khusus di mana para calon dekan diberi kesempatan untuk saling melempar pertanyaan tanpa adanya feedback langsung. “Ini bagian dari uji spontanitas, menunjukkan bagaimana mereka merespons permasalahan yang tidak terduga dari sesama calon,” kata Nurjannah.
Baca juga:
Inovasi Guru Besar FMIPA UB: Deteksi Kimia Cepat, Mudah, Akurat dengan Teknik µPAD-Smartphone
Lebih jauh, panitia juga berusaha menciptakan nuansa inklusif dan meriah. Beberapa panitia mengenakan pakaian dengan tema beragam budaya Indonesia, sebagai simbol keberagaman namun tetap satu semangat. “Kami ingin menunjukkan bahwa walaupun kita berbeda latar belakang dan pemikiran, namun tetap satu tujuan: membangun FMIPA UB yang lebih baik. Satu MIPA Jaya!” tegasnya.
Nurjannah berharap dengan desain acara yang kreatif ini, civitas akademika dapat lebih menikmati jalannya kegiatan, tetap antusias mengikuti sesi demi sesi, dan mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai karakter dan kesiapan para calon dekan. Meskipun acara dijadwalkan berlangsung selama sekitar empat jam, diharapkan para peserta dapat tetap stay tune hingga akhir.
Acara ini menjadi momen penting dalam menentukan arah kepemimpinan FMIPA UB untuk lima tahun ke depan, dengan menekankan nilai transparansi, spontanitas, dan keterlibatan aktif seluruh civitas akademika. (nid)