KANAL24, Malang – Salah satu masalah dalam masayarakat perkotaan adalah ODF. Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini.
“Kelurahan Tlogomas merupakan salah satu kelurahan yang mepunyai ODF yang tinggi namun demikian masih ada beberapa kelurga yang membuang air besar sembaranangan salah satunya yaitu warga yang berada di RT 5 RW1 yaitu Siswati,” kata Winoto Ketua Pokja Kebersihan Tlogomas.
Siswati pun mengakui hal tersebut terjadi pada keluarganya. “Selama ini kelurgan saya membuang hajat ke selokan yang ada tidak jauh dari tempat dari rumah, jika musim hujan jalanan menjadi licin demikian pun jika pada musim kemarau dimana aliran selokan tidak lancar,” aku Siswati.
Namun kini Siswati bisa terenyum gembira karena UB melalui program Doktor Mengabdi mempunyai suatu program pemanfaatan teknologi yang dapat digunakan untuk menekan ODF.
“Memang diperlukan satu terobosan teknologi ramah lingkungan yang juga ramah tempat, karena problen lahan sempit terjadi di perkotaan,” kata Teguh Dwi Widodo Ketua Tim DM dalam perbincangan kepada kanal24.co.id Minggu (8/12/2019).
Bergerak cepat Tim DM yang di ketuai oleh Teguh Dwi Widodo, ST., M.Eng., Ph.D dengan anggota Rudianto Raharjo, ST., MT., dan Redi Bintarto, ST, M.Eng., Pract. Membuat solusi pemecahan masalah ODF di kelurahan Tlogomas ini dengan memanfaatkan BioSeptitank.
“ Teknologi bioseptitank ini ramah lingkungan dimana luaran yang dihasilkan sudah berupa air dan ketika outlet dari system ini di beri disinfektan maka langsung dapat di buang ke sungai,” lanjut Teguh.
Teguh dan Tim dengan dibantu oleh warga sekitar telah memasang system ini di dua tempat yaitu di rumah warga yang bernama Siswati dan Achmad. Menurut Teguh keluarga ini sudah lama tidak mempunyai toilet dan jika memasang toilet konventional maka resapan dari toilet tersebut akan mencemari lingkungan sekitar.
Siswati dan Achmad sangat berterimakasih dengan program Doktor Mengabdi dari Universitas Brawijaya ini.
“Dengan adanya Bioseptitank ini kami tidak perlu kehujanan atau kepanasan ketika membuang hajat,” kata Siswati dengan tersenyum.(sdk)