KANAL24, Surabaya – Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo mengatakan BKKBN bergerak cepat dalam rangka menurunkan angka stunting. Salah satunya yaitu menjadikan seluruh Istri Bupati atau Walikota sebagai Duta Stunting. Duta Stunting yang sebelumnya menjabat sebagai Bunda GenRe ini diharapkan segera melakukan dobrakan atau aksi bukan hanya sekedar slogan saja sebagai Duta.
“Para Duta Stunting ini disertai pasukannya yaitu para pendamping keluarga dimana para pendamping keluarga ini terdiri dari Bidan, PKK dan kader KB. Kita sudah bentuk 200 ribu TPK (Tim Pendamping Keluarga) artinya ada 600 ribu orang ditingkat Kabupaten/Kota, termasuk di Jawa Timur,” ungkap Hasto usai acara Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu dan Pengukuhan Bunda GenRe Kabupaten/Kota sebagai Duta Stunting se-Provinsi Jawa Timur di Hotel Wyndham Surabaya (19/12/21).
Dari TPK tingkat Kabupaten/Kota tersebut, sambung Hasto akan membentuk TPK tingkat Kecamatan dan Kelurahan. Sehingga akan semakin banyak TPK di Desa-Desa untuk melakukan penyuluhan dan pendampingan keluarga.
Hasto juga menyebutkan dari data Riset Kesehatan Dasar 2018, bayi lahir sebelum waktunya atau premature yaitu lahir kurang dari 37 minggu kehamilan di Indonesia cukup tinggi yaitu 29 persen. Bayi dengan berat badan saat lahir kurang atau BBLR sebanyak 11,7 persen dari bayi lahir prematur (29 persen).“Inilah yang menjadi sumber utama stunting,” tegasnya.
“Sumber BBLR dan premature adalah anemia ibu kawin atau hamil pada usia kurang dari 20 tahun,” tambahnya.
Untuk itu, jelas Hasto penanganan stunting dari hulu adalah penyuluhan untuk calon pengantin dan pemeriksaan Kesehatan bagi calon pengantin perempuan apakah anemia atau tidak. Jika saat pemeriksaan calon pengantin dan diketahui mengalami anemia maka akan mendapatkan vitamin tambah darah dan akan terus dipantau sampai anemia teratasi.
“Dalam upaya preventif BKKBN melakukan perjanjian Kerjasama dengan Kementerian Agama dalam pencegahan stunting melalui penyuluhan kepada para calon pengantin,” tegas Hasto.(sdk)