KANAL24, Jakarta – PT BNI Sekuritas memperkirakan, pada akhir 2019 posisi Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) akan kembali ke level 6.600 yang terdorong oleh kenaikan harga saham-saham blue chip dari sektor perbankan dan telekomunikasi.
“Kami berpendapat bahwa tidak ada resesi di AS dan pasar saham di Indonesia akan bullish. Kami prediksi IHSG di akhir tahun ini kembali ke level 6.600,” kata Head of Equity Research BNI Sekuritas, Kim Kwie Sjamsudin dalam acara “BNI Sekuritas Investment Forum: Navigating Through Global Uncertainties” di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Dia menyebutkan, ada dua sektor utama yang akan mendorong kenaikan IHSG menjelang akhir 2019, yakni sektor perbankan dan telekomunikasi.
“Saham blue chip dari kedua sektor ini yang akan membaik terlebih dahulu. Saham konsumer juga akan ikut membaik di akhir tahun ini,” ucap Kim.
Lebih lanjut Kim menyebutkan, BNI Sekuritas memandang saham perbankan akan bergerak naik antara lain, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Selain itu, kenaikan tinggi juga akan terjadi pada saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL), serta saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Kim mengungkapkan, ada dua sentimen positif yang akan memicu kenaikan IHSG hingga akhir tahun ini, yakni tren penurunan suku bunga perbankan dan valuasi saham yang sudah menarik.
“Terkait kebijakan intereat rate, kecederungan di Indonesia bahwa suku bunga (BI 7day Reverse Repo Rate) akan ada pemangkasan lagi,” tegasnya.
Dia menilai, valuasi saham yang sudah menarik bagi investor tercermin dari pola penurunan IHSG yang tidak terlalu dalam, meski dibayangi sentimen negatif mengenai isu perang dagang AS-China sejak tahun lalu. ” IHSG dalam dua tahun terakhir belum kembali ke puncaknya yang sempat disentuh di level 6.600-an,” kata Kim.
Secara historis, jelas Kim, dua tahun pasca terjadi krisis global, laju IHSG akan kembali ke level puncak. “Biasanya, setelah terjadi krisis global, IHSG butuh waktu dua tahun untuk kembali ke puncak. “Sampai akhir 2019, IHSG akan ke level 6.600. Pada tahun 2020, IHSG akan naik paling tidak 10 persen dari penutupan tahun ini,” ucap Kim.
Namun demikian, menurut Kim, menjelang akhir tahun ini ada dua sentimen negatif yang membayangi laju IHSG . “Pertama, earning growth selama sembilan bulan pertama di 2019 lebih rendah dari ekspektasi investor,” ujarnya.
Sentimen negatif kedua, kata Kim, sejauh ini investor asing masih memandang bahwa kekuatan fundamental perekonomian Indonesia serupa dengan negara-negara emerging market lainnya. “Sebetulnya fundamental emerging markets selain Indonesia, jauh lebih buruk. Fundamental Indonesia masih cukup baik dan pertumbuhan ekonomi 2019 bisa mencapai 5 persen,” tegas Kim. (sdk)