KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Pusat (BPS) menyatakan neraca perdagangan pada Desember 2019 terjadi defisit sebesar USD28,3 juta. Sementara secara full year, di tahun 2019 terjadi defisit sebesar USD3,20 miliar. Defisit yang terjadi pada bulan Desember secara bulanan ataupun selama tahun 2019 diklaim lebih kecil dibandingkan tahun 2018.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan angka ekspor pada Desember 2019 tercatat sebesar USD14,47 miliar. Angka ekspor ini naik 3,77 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya (month to month / mtom) sebesar USD13,95 miliar. Sedangkan jika dibandingkan bulan Desember 2018 (year on year / yoy) naik 1,28 persen sebesar USD14,29 miliar.
Sementara itu nilai impor pada Desember 2019 sebesar USD14,50 miliar atau mengalami penurunan 5,47 persen mtom. Sedangkan jika dibandingkan pada Desember 2018 juga mengalami penurunan sebesar 5,62 persen.
“Kalau bicara bulanan kenaikan ekspor dari November ke Desember 2019 dipengaruhi oleh migas dan non migas yang sama – sama mengalami kenaikan, tapi dari year on year memang naik 1,28 persen tapi penyebabnya berbeda dimana ekspor migas turun tapi ekspor non migas naik,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (15/1/2020).
Secara kumulatif, Suhariyanto menyatakan bahwa nilai ekspor sepanjang 2019 sebesar USD167,53 miliar. Angka ekspor di tahun 2019 ini turun jika dibandingkan tahun 2018 sebesar 6,94 persen dengan total ekspor mencapai USD180,01 miliar. Sementara untuk nilai impor di tahun 2019 kemarin secara total mencapai USD170,72 miliar atau turun 9,53 persen jika dibandingkan periode 2018 yang nilainya mencapai USD188,71 miliar.
Suhariyanto menambahkan bahwa defisit perdagangan di tahun 2019 perlu mendapat perhatian dari pemerintah meskipun secara angka mengalami penurunan jika dibandingkan 2018. Dia berharap upaya-upaya perjanjian perdagangan yang saat ini tengah dilakukan pemerintah nantinya dapat membuahkan hasil yang positif dengan meningkatnya ekspor dan turunnya impor.
“Kita berharap ekspor bisa meningkat dan impor turun sehingga bisa surplus. Dengan kondisi ini maka selama 2019 defisit USD3,20 miliar. Tapi saya tegaskan bahwa defisit ini jauh lebih kecil atau hanya sepertiga dari tahun 2018,” pungkas dia. (sdk)