KANAL24, Malang – Kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada senin kemarin disambut antusias oleh berbagai kalangan. Terutama asa dari Jokowi agar BSI menjadi gravitasi ekonomi syariah dunia.
Pakar ekonomi Islam FEB UB Anas Budiharjo, MA mengatakan bahwa harapan Jokowi bukan tanpa alasan untuk diwujudkan.
“Data yang saya miliki posisi Indonesia dalam ekonomi syariah dunia tahun 2018 posisi 10, 2019 naik ke 5 dan tahun 2020 posisi 4,” kata Anas kepada KANAL24.co.id Selasa (2/2/2021).
Menurutnya merger tiga bank syariah BUMN menjadi BSI merupakan terobosan yang jitu karena nantinya BSI daei sisi aset akan lebih besar begitupula dengan infrastruktur jaringan.
“Ini terobosan yang bagus sekali untuk perbankan syariah. Aset BSI ini nantinya akan besar begitupula dengan jaringannya,” tambah Anas.
Dengan aset dan jaringan tersebut Anas yang sedang menempuh S3 di USM Malaysia bidang Islamisasi Ekonomi berharap BSI bisa menjangkau lebih banyak masyarakat terutama yang masih rendah literasi keuangannya.
“Masih banyak masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan dan juga pemahaman bank syariah masih banyak yang rendah. Ini peluang dan PR bagi BSI,” lanjutnya.
Baca juga:
Jokowi: BSI Bakal Jadikan Indonesia Sebagai Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah Dunia
Anas mengusulkan agar BSI memperkuat jaringan digital sebagai salah satu strategi selain jaringan infrastruktur secara fisik. Terutama jika asa BSI menjadi pemain global tentu aspek digital menjadi sangat penting.
“Kita lihat sekarang perbankan konvensional gencar membuat bank digital, tentu BSI juga perlu masuk agar layanan bisa semakin masif,”.
Hal yang tidak kalah penting sambung Anas adalah jaringan infrastruktur untuk melakukan edukasi bahwa BSI bukan untuk kaum muslim semata.
“BSI adalah perangkat muamalah untuk semua kalangan, ini penting untuk terus dikomunikasikan,” pungkas Anas. (sdk)