KANAL24, Malang- Rentannya wilayah pesisir terhadap bahaya abrasi karena selalu mendapat pengaruh dari pasang surut dan juga gelombang laut, membuat sekelompok Doktor asal FPIK UB melakukan alternatif pemecahan masalah.
Digawangi oleh Dr. Aida Sartimbul beranggotakan Dr. Defri Yona dan Syarifah Hikmah, MSc Tim Doktor Mengabdi ini melakukan aplikasi karung geosintetik untuk pengendalian abrasi di wilayah konservasi mangrove. Menggandeng PT. Geoferce Indonesia sebagai penyedia karung geosintetik, pengabdian ini dilakukan di Kawasan mangrove Banyuurip, Kabupaten Gresik.
“Area hutan mangrove di Desa Banyuurip, Gresik termasuk wilayah yang mengalami abrasi karena tingginya arus pasang surut. Usaha penanaman mangrove untuk mengurangi abrasi terus dilakukan oleh nelayan setempat, salah satunya Pak Abdul Mughni. Bertahun-tahun beliau selalu berusaha menanam mangrove, namun abrasi tetap terjadi,” terang Aida.
Lanjutnya, pengabdian ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemenristekdikti 2019.
Karung geosintetik dibuat sebagai struktur alternatif pelindung pantai yang dapat digunakan untuk mengembalikan garis pantai. Sebanyak 114 karung yang berisi pasir hitam disusun secara horizontal dan tumpukan ke atasnya membentuk piramid diletakan di area tepi hutan mangrove Desa Banyuurip.
“Melalui pemasangan karung sintetis ini, diharapkan sedimen dapat tertahan oleh karung saat perairan surut dan mampu menciptakan area yang dapat ditumbuhi oleh mangrove dan menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
Kegiatan ini sepenuhnya mendapatkan dukungan dari Pemdes Banyuurip dan diharapkan dapat dilanjutkan karena luasnya area mangrove yang perlu dilindungi dari bahaya abrasi,”pungkasnya. (meg)