Kanal24, Malang — Upaya pencegahan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di wilayah Malang Raya terus digencarkan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) berkontribusi dengan menyalurkan 500 dosis vaksin untuk sapi perah, sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan 92 mahasiswa.
Program vaksinasi ini merupakan hasil kolaborasi FKH UB dengan Koperasi Agro Niaga Jabung (KAN Jabung). Kegiatan berlangsung dalam dua tahap: tahap pertama berlangsung sejak April hingga Juni 2025, sedangkan tahap kedua atau vaksinasi booster dijadwalkan pada Oktober hingga Desember 2025. Pelaksanaan perdana telah dilakukan pada Sabtu (26/4/2025) di sejumlah peternakan sapi perah di kawasan Malang Raya.
Ketua panitia kegiatan, drh. Dwi Kristanto, M.Sc., menjelaskan bahwa langkah ini merupakan implementasi dari inisiatif Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI), khususnya oleh FKH UB dalam merespons ancaman PMK.
“FKH UB telah menyuplai 500 dosis ke KAN Jabung, dari total kebutuhan 7500 dosis. Sementara itu sisanya akan dipenuhi oleh pemerintah,” kata dokter Dwi dalam keterangan (23/5/2025)
Ia juga berharap kegiatan ini tak berhenti sebagai kegiatan temporer, tetapi menjadi program tahunan yang berkelanjutan dan berdampak jangka panjang dalam mencapai target Indonesia bebas PMK pada tahun 2035.
“Semoga program ini bisa berkelanjutan dan dijalankan setiap tahun, harapannya dengan adanya program pengabdian FKH UB bisa membuka pikiran seluruh kalangan peternak untuk turut serta dan membantu program vaksinasi beserta program KIE,” katanya.
Tak hanya menyasar vaksinasi, kegiatan ini juga dirancang sebagai ajang edukasi. Dosen FKH UB, Drh. Widi Nugroho, Ph.D., memberikan pemaparan mengenai pentingnya vaksinasi PMK serta potensi efek sampingnya. Sosialisasi dilakukan melalui metode Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara langsung ke peternak oleh para mahasiswa.
Dalam penjelasannya, dokter Widi menekankan bahwa vaksinasi bukan hanya penting untuk mencegah infeksi PMK, tetapi juga untuk menghindari risiko lebih besar seperti munculnya hewan penular dan gangguan reproduksi pada ternak.
“Vaksinasi PMK penting untuk mencegah infeksi dan mencegah munculnya hewan penular PMK, serta mencegah kemandulan pada ternak akibat infeksi PMK,” ujar dokter Widi.
Ia juga menambahkan bahwa untuk meminimalkan dampak vaksinasi, peternak sebaiknya memperhatikan waktu pemberian vaksin serta menjadwalkan vaksinasi ulang atau booster dalam rentang 4 hingga 7 bulan.(Din)