KANAL24, Malang – China terus berusaha menunjukkan taji nya di bidang penguasaan teknologi drone. Tidak mau kalah dari Amerika dan negara lainnya beragam drone produksi dalam negeri dipamerkan. Selama lima hari dimulai pada 21 Oktober lalu, AVIC (Aviation Industry Corp of China) bersama Tentara Pembebasan Rakyat Angkatan Udara (PLAAF) menggelar pameran drone intai buatan dalam negeri.
Dilansir oleh China Daily, sederet drone buatan anak perusahaan AVIC tampil di hadapan publik di Changchun, Provinsi Jilin, China.
Seperti diketahui, China telah memiliki sederetan drone intai serang mulai dari keluaga Wing Loong I dan II, lalu keluarga Rainbow CH-3, CH-4, dan CH-5, serta keluarga drone Harrier I, II, dan III.
Dari sederet drone yang tampil, Airspace Review akan mengulas singkat dua di antaranya, yakni drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) Harrier III buatan Guizhou Aircraf (GAIC) dan Cloud Shadow garapan Chendu Aircraft (CAIC).
Harrier III adalah drone intai serang siluman (stealth) buatan China yang mengadopsi desain sayap terbang (flying wing). Proyek ini mulai diperkenalkan dalam gelaran Airshow China 2014 di Zhuhai.
Drone dengan bobot lepas landas maksimum (MTOW) 2 ton ini digerakkan menggunakan sepasang mesin turboprop model pusher. Kecepatan terbangnya mencapai 450 km/jam. Jangkauan operasi sejauh 250 km dan durasi terbang selama 24 jam penuh.
Total muatan senjata dan sistem misi Harrier III mencapai 700 kg. Untuk mempertahankan tingkat kesilumanannya (citra radar rendah), persenjataan Harrier III berupa sepasang rudal udara ke permukaan disimpan dalam perutnya.
Selanjutnya, drone intai serang bermesin jet pertama Negeri Panda yang kini tengah dievaluasi PLAAF adalah Yun Ying atau Cloud Shadow. Debutnya saat mengikuti Airshow China 2016 di Zhuhai.
Drone dengan MTOW 3,2 ton ini dibekali sebuah mesin turbojet WP-11C dengan kecepatan terbang jelajah mencapai 620 km/jam. Jangkauan operasinya sejauh 290 km serta durasi terbang selama 6 jam.
Kapasitas muatan Cloud Shadow mencapai 400 kg. Beragam persenjataan rudal atau bom pintar untuk serangan darat dapat digantung di tiga titik tiap sayapnya.
Selain untuk kebutuhn militer lokal, Cloud Shadow juga ditawarkan untuk pasar ekspor. Debut internasionalnya saat mengikuti Dubai Airhow 2017 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Boleh dibilang, kehadiran Harrier III dan Cloud Shadow membuat industri drone intai serang China selangkah lebih maju. China mencoba meninggalkan lawan-lawannya termasuk penghasil drone utama dunia Amerika Serikat dan Israel.(sdk)