Kanal24, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan langkah strategis yang terarah untuk memastikan agenda pembangunan nasional berjalan efektif. Dalam pidatonya pada Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas KEM-PPKF Tahun 2026 di Jakarta pada Selasa (20/5/2025), ia memaparkan delapan strategi utama yang menjadi panduan pelaksanaan pembangunan, sekaligus sebagai langkah konkret untuk menghadapi tantangan global dan domestik.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa delapan strategi tersebut merupakan hasil evaluasi mendalam terhadap kebutuhan pembangunan nasional, termasuk pembelajaran dari pandemi COVID-19. “Delapan strategi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global,” tegasnya.
Delapan Strategi Menkeu
Delapan strategi utama yang dipaparkan Menteri Keuangan meliputi berbagai aspek fundamental pembangunan. Fokus pada penguatan sumber daya manusia menjadi salah satu prioritas, dengan menitikberatkan pada akses pendidikan berkualitas, pelatihan vokasi, dan peningkatan kesehatan masyarakat. Transformasi ekonomi melalui digitalisasi juga menjadi agenda penting untuk meningkatkan produktivitas nasional.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas terus didorong untuk memacu pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah, khususnya daerah terpencil. Reformasi birokrasi juga menjadi perhatian untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.
Dalam bidang lingkungan, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan menjadi salah satu pilar utama untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Sementara itu, penguatan perlindungan sosial dirancang untuk memastikan kelompok rentan mendapatkan jaminan sosial yang memadai. Pendalaman sektor keuangan dilakukan untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan, sedangkan kerja sama internasional diperkuat untuk memanfaatkan peluang global.
Sinergi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Sri Mulyani menekankan bahwa keberhasilan strategi ini memerlukan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, akademisi, serta masyarakat. “Agenda pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua pihak perlu berkontribusi agar target pembangunan dapat tercapai secara optimal,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran teknologi dalam mendukung pelaksanaan delapan strategi tersebut. Digitalisasi, menurutnya, dapat menjadi katalisator utama dalam mempercepat transformasi ekonomi dan pelayanan publik. “Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju dengan memanfaatkan teknologi secara optimal,” tambahnya.
Optimisme di Tengah Tantangan Global
Meski optimis, Sri Mulyani tidak menutup mata terhadap tantangan global yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia, seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan perlambatan ekonomi global. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya langkah antisipatif dan adaptif dalam menjalankan strategi pembangunan.
“Kita menghadapi tantangan yang tidak mudah, tetapi kita juga memiliki peluang besar untuk melangkah maju. Dengan strategi yang terintegrasi, Indonesia dapat memperkuat posisinya di kancah global sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sebagai penutup, Menteri Keuangan mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama mewujudkan agenda pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Ia optimistis bahwa dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, Indonesia mampu mencapai visi menjadi negara maju pada 2045. “Kita memiliki peluang besar untuk melangkah maju, dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya,” pungkasnya.
Dengan delapan strategi yang telah disusun, pemerintah berkomitmen untuk menjadikan Indonesia lebih tangguh menghadapi tantangan masa depan, sekaligus memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.