Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan inovasi mahasiswa melalui program pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Final Demo Day.” Program ini mengintegrasikan pendekatan akademik dan praktik industri sebagai solusi pembelajaran yang aplikatif dan relevan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari hibah pengabdian kepada masyarakat FIA UB, dengan tim pelaksana yang diketuai oleh Prof. Dr. Muhammad Saifi. Anggota tim terdiri dari para akademisi berpengalaman, yakni Andhyka Muttaqin, MPA, Aulia Luqman Aziz, M.Pd., Detha Alfrian Fajri, M.M., dan Dr. M. Mukhlis. Bersama-sama, tim ini merancang sebuah program yang tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan, tetapi juga melibatkan mereka dalam proses validasi ide hingga penyaringan startup terbaik.
Kegiatan ini dimulai dengan melibatkan 40 kelompok mahasiswa FIA UB. Setiap kelompok diminta untuk memvalidasi ide bisnis startup yang telah mereka kembangkan. Tahapan validasi dilakukan dengan cara mempresentasikan ide melalui media sosial, khususnya Instagram, guna mengukur respons publik. Penilaian menggunakan indikator kuantitatif berdasarkan engagement rate, yaitu jumlah komentar dan berbagi (share) dari postingan ide startup mereka, tanpa mempertimbangkan jumlah “Like.”
Baca juga:
FIA UB Ajak Mahasiswa Investasi Saham di Pasar Modal
Mahasiswa KKN FIA UB Dorong UMKM Desa Gading Kembar Go Digital
Dari 40 kelompok, dipilih 10 kelompok terbaik berdasarkan tingkat engagement tertinggi. Kesepuluh kelompok ini kemudian melaju ke tahap final yang diberi nama “Final Demo Day.” Sebelum berkompetisi, mereka menerima pembinaan intensif dari para dosen anggota tim pengabdian. Materi pembinaan difokuskan pada pengembangan startup untuk pemula, yang disampaikan oleh Detha Alfrian Fajri, S.AB., M.M., seorang akademisi sekaligus praktisi di bidang manajemen startup. Materi yang diberikan meliputi:
- Identifikasi Masalah Pasar: Teknik mengenali masalah yang relevan dan mendesak di masyarakat sebagai peluang bisnis.
- Pengembangan Solusi Inovatif: Strategi merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
- Validasi Produk: Metode pengujian ide melalui prototipe dan umpan balik dari target pasar.
- Presentasi Efektif: Panduan menyampaikan ide bisnis secara persuasif dan profesional.
Pembinaan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar sekaligus strategi lanjutan dalam membangun startup yang tangguh dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Tahap puncak dari kegiatan ini adalah kompetisi “Final Demo Day,” yang mempertemukan 10 kelompok finalis. Acara ini digelar dengan format presentasi dan diskusi interaktif. Setiap kelompok diberi waktu lima menit untuk mempresentasikan ide startup mereka, diikuti dengan sesi tanya jawab selama 5–10 menit bersama juri.
Panel juri terdiri dari dua sosok profesional, yaitu Danis Kirana, seorang praktisi komunikasi sekaligus Co-Founder Dako Brand and Communication, serta Aulia Luqman Aziz, M.Pd., dosen FIA UB yang juga anggota tim pengabdian. Penilaian didasarkan pada beberapa aspek penting:
- Kejelasan Masalah: Seberapa spesifik dan relevan masalah yang diangkat.
- Relevansi Solusi: Kesesuaian solusi yang ditawarkan dengan kebutuhan target pasar.
- Kualitas Produk: Potensi produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif.
- Kemampuan Presentasi: Keahlian kelompok dalam menyampaikan ide secara meyakinkan.
Baca juga:
FIA UB Ajak Mahasiswa Investasi Saham di Pasar Modal
Mahasiswa KKN FIA UB Dorong UMKM Desa Gading Kembar Go Digital
Setelah melalui proses yang ketat, juri akhirnya menetapkan tiga kelompok terbaik. Kelompok Foogal keluar sebagai pemenang pertama melalui inovasi mereka yang mengesankan. Foogal menginisiasi sebuah platform digital yang menghubungkan pelanggan dengan restoran dan toko makanan lokal yang menawarkan makanan berkualitas di akhir hari dengan harga terjangkau. Dengan platform ini, pelanggan dapat menikmati makanan berkualitas dengan akses yang lebih mudah dan hemat biaya. Selain itu, solusi ini juga berkontribusi dalam mengurangi limbah makanan yang sering kali terbuang sia-sia.
Program ini menjadi bukti nyata keberhasilan kolaborasi antara dunia akademik dan industri dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi mahasiswa. Selain meningkatkan keterampilan teknis seperti validasi pasar dan kemampuan presentasi, mahasiswa juga diajak untuk memahami realitas tantangan di dunia bisnis secara langsung. (nid)