Kanal24, Malang – Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc., menyampaikan komitmen Universitas Brawijaya (UB) dalam mengembangkan inovasi pengetahuan masa depan. Hal ini disampaikan usai rapat terbuka dan orasi ilmiah dalam rangka Lustrum XII atau Dies Natalis ke-60, Kamis (4/1/2023) di Gedung Samantha Krida.
“Kita di Tahun 2023 ini Universitas Brawijaya melakukan starting pengembangan The Future Science, The Future Innovation,” ungkapnya.
UB telah menyiapkan berbagai infrastruktur untuk mendukung program tersebut, diantaranya dengan menyediakan speed koneksi 100GBPS, mengadakan super komputer dan data center yang akan diintegrasikan dengan berbagai aktivitas yang ada di Universitas Brawijaya.
“Untuk trial pertama adalah koneksi / pengembangan database dari program kegiatan mahasiswa membangun 1000 desa di Jawa Timur,” tutur Prof. Widodo.
Program ini merupakan kontribusi UB dalam 18 Program SDGs Desa dengan pemberdayaan mahasiswa. Target program ini adalah pengisian basis data secara implementatif, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan manusia Indonesia khususnya di Jawa Timur.
Prof. Widodo mengaku puas dengan capaian UB selama 60 tahun terakhir, meski demikian ia menilai target kualitas UB masih harus ditingkatkan, terutama agar UB bisa meningkatkan rangking menjadi 500 besar dunia dalam kurun lima tahun mendatang.
Sementara itu, Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., selaku Ketua Dies Natalis UB, menyampaikan komitmen UB dalam mengembangkan Green Enterpreneurship, sebagaimana tertuang dalam tema Lustrum ke-12 UB, yaitu Green Paradigm and Innovative Action for Sustainable Prosperity. Menurutnya dalam konteks pendidikan, UB mengembangkan kurikulum wirausaha yang tidak sekedar berorientasi pada profit tapi juga memperhatikan kondisi planet dan lingkungan.
“Banyak sekarang pengusaha yang orientasinya mengeruk keuntungan dengan mengekploitasi bumi, tapi seorang green enterpreneur harus memperhatikan konteks keberlanjutan dari bumi kita,” kata Prof Unti.
Prof Unti juga menambahkan bahwa langkah pertama dalam implementasi Green Enterpreneurship di Universitas Brawijaya adalah terkait pengembangan konten mata kuliah mengenai etika ekologis. Mata kuliah ini dianggap penting untuk disampaikan dan menjadi nilai di dalam melaksanakan bisnis masa depan, melengkapi mata kuliah etika bisnis.
“Kita memberikan pencerahan di dalam proses pembelajaran kita bahwa faktor lingkungan tidak boleh diabaikan di dalam menjalankan aktifitas apapun termasuk aktivitas enterpreneur,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. dr. Mohammad Saifur Rohman, Sp.JP(K), Ph.D, FIHA, FICA, FAsCC, FSCAI, mewakili Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UB menyampaikan dukungan dalam mengawal, memberikan penguatan dan melakukan advokasi terkait dengan langkah UB untuk terus menjaga sustainability green campus dan green enterpreneurship, sesuai dengan fungsi MWA.
“Tentunya dari kami mengawal dalam hal kebijakan, keuangan, konsistensi dari peruntukan dan pengembangan nantinya. Hal ini akan menjadi supporting program rektor dan jajarannya untuk menumbuhkembangkan solusi pada isu global,” pungkasnya. (din)