Kanal24, Malang – Inovasi di bidang teknologi tekstil lahir dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) melalui Ujian Terbuka Disertasi Dr. Arya Mahendra Sakti, ST., MT., yang dilaksanakan pada Kamis (10/07/2025) di ruang sidang utama Gedung Mesin 1, lantai 2. Disertasi tersebut mengusung topik: “Pembuatan Permukaan Benang Hidrofobik dan Antibakteri Berbahan Dasar dari Ampas Kulit Kedelai yang Telah Dimodifikasi dengan Nanopartikel Zinc Oxide (ZnO) dan Octadecanethiol (ODT)”.
Dalam sidang terbuka yang dihadiri promotor, penguji, hingga tamu undangan dari kalangan akademisi lintas perguruan tinggi, Dr. Arya memaparkan bahwa penelitian ini berangkat dari isu limbah pertanian dan kebutuhan akan tekstil fungsional yang ramah lingkungan. Ampas kulit kedelai yang sebelumnya terbuang, kini dimanfaatkan menjadi benang yangmemiliki sifat eco-friendly dan juga antibakteri dan tahan air (hidrofobik) berkat modifikasi permukaan dengan nanopartikel ZnO dan senyawa ODT.
Baca juga:
MMD UB Gelar Nobar Bola Sambil Waspadai Bahaya Pinjol

“Riset ini kami rancang sejak masa pandemi COVID-19, di mana urgensi terhadap perlindungan dari bakteri sangat tinggi. Kami mengembangkan teknologi benang yang mampu memberikan perlindungan ganda, karena lapisan antibakteri dan hidrofobik diterapkan langsung pada tingkat benang, bukan hanya pada permukaan kain,” terang Dr. Arya
Promotor disertasi, Prof. Ir. Djarot B. Darmadi, M.T., Ph.D., memberikan apresiasi tinggi terhadap capaian akademik Dr. Arya yang telah berhasil memublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional bereputasi Q1 dan Q2. Ia menekankan bahwa keberhasilan publikasi tersebut menandakan kualitas riset yang tinggi dan menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut.
“Topik yang diangkat masih sangat relevan, terutama di bidang material tekstil fungsional. Saya harap semangat riset ini terus terjaga, karena seorang dosen harus terus meneliti, meneliti, dan meneliti,” ujar Prof. Djarot.
Ujian terbuka ini juga turut dihadiri oleh Dr. Warju, S.Pd., ST., MT., dosen dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yang secara khusus mengapresiasi novelty atau kebaruan dari riset disertasi ini. Ia menilai penggunaan ampas kulit kedelai sebagai bahan dasar benang adalah terobosan penting dalam pengembangan tekstil berbasis eco-material.
“Ini adalah inovasi luar biasa. Di tingkat pendidikan doktoral, seorang peneliti memang dituntut untuk menunjukkan novelty. Harapannya riset ini bisa naik ke level kesiapan teknologi (TKT) lebih tinggi, dari TKT 4 saat ini menuju TKT 6 hingga TKT 9, agar bisa dikomersialisasikan secara luas,” ungkap Dr. Warju.
Dr. Arya sendiri menjelaskan bahwa pengembangan benang antibakteri dan hidrofobik ini memang masih membutuhkan waktu serta biaya yang besar. Namun, ia optimis apabila riset ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, maka produksi massal akan dapat direalisasikan.
“Benang ini ke depannya bisa diolah menjadi kain dan pakaian dengan kemampuan proteksi ganda. Kami harap inovasi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya di sektor tekstil yang membutuhkan produk berkualitas dan ramah lingkungan,” jelas Dr. Arya.

Baca juga:
FT UB Sosialisasikan Instrumen Baru Akreditasi Keteknikan Nasional
Lebih lanjut, ia berharap adanya dukungan pendanaan dan kolaborasi lintas prodi seperti dengan program studi Tata Busana dan pelatihan olahraga untuk memperkuat desain dan aplikasi produk yang dikembangkan. Sinergi ini dianggap penting untuk mendorong inovasi menuju tingkat komersialisasi yang lebih tinggi.
Disertasi ini menjadi penanda pencapaian akademik seorang doktor dan juga cerminan dari pentingnya riset yang aplikatif, berkelanjutan, dan berdampak luas. Fakultas Teknik UB melalui karya-karya inovatif seperti ini terus memperkuat posisinya sebagai pusat pengembangan teknologi berbasis keberlanjutan dan kearifan lokal. (nid/dht)