Kanal24, Ponorogo – Di tengah derasnya arus transformasi digital, pelaku usaha di pedesaan dituntut untuk beradaptasi agar tidak tertinggal. Digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan mendesak untuk memperluas pasar dan menjaga daya saing. Kondisi ini juga berlaku bagi BUMDes Barokah Desa Ngebel, Kabupaten Ponorogo, yang selama ini mengandalkan pemasaran konvensional untuk menjual produk unggulannya, Kopi Luwak Wilis.
Menjawab tantangan tersebut, Universitas Brawijaya (UB) melalui Program Doktor Mengabdi dan Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 hadir memberikan pendampingan dan pelatihan digitalisasi usaha, branding produk, serta pemanfaatan teknologi untuk mendorong tumbuhnya ekonomi lokal berbasis inovasi.
Ketua Tim Doktor Mengabdi, Ir. Anggara Wiyono Wit Saputra, Ph.D., IPM., ASEAN Eng., menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci keberlangsungan usaha desa di era saat ini.
“Digitalisasi adalah langkah wajib untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah produk lokal. Kami ingin BUMDes Ngebel mampu bersaing di era digital,” ujarnya.

Potensi Besar, Tantangan Nyata
Desa Ngebel terletak di lereng Gunung Wilis dengan potensi alam melimpah, termasuk perkebunan kopi yang menjadi ciri khas wilayah ini. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dioptimalkan. Produk Kopi Luwak Wilis, misalnya, hingga kini hanya dipasarkan di kawasan wisata Telaga Ngebel dan beberapa kafe lokal di Ponorogo. Pasar yang terbatas, modal usaha minim, serta pengelolaan yang masih konvensional membuat pengembangan usaha berjalan lambat.
Sejak 2018, BUMDes Barokah yang menjadi motor penggerak ekonomi desa memiliki dua unit usaha, yakni persewaan dan pariwisata. Namun, bidang pariwisata kini mati suri, sementara unit usaha kopi yang digagas bersama Pemerintah Desa baru sebatas produksi terbatas, dengan penjualan 100–150 kilogram per bulan.
Melihat persoalan ini, tim Doktor Mengabdi UB tak hanya memberikan pelatihan digitalisasi, tetapi juga menyerahkan bantuan peralatan modern untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Pendampingan Digital dan Penguatan Produksi
Program Doktor Mengabdi dan MMD tahun ini memberikan serangkaian pelatihan kepada anggota BUMDes, pelaku usaha lokal, dan pengelola kopi mengenai strategi pemasaran digital. Materi yang disampaikan meliputi pembuatan konten foto dan video menarik, teknik penulisan deskripsi produk yang persuasif, pemanfaatan fitur iklan berbayar di media sosial, hingga pengelolaan marketplace.
Peserta juga dibekali pengetahuan membaca data analitik penjualan untuk memahami tren pasar sehingga dapat menentukan strategi bisnis yang tepat sasaran. Selain itu, tim juga memberikan modul pembelajaran sebagai panduan keberlanjutan praktik digital marketing.
Untuk memperkuat proses produksi, tim Doktor Mengabdi menyerahkan alat pengering otomatis dan vacuum sealer yang diharapkan mampu mempercepat pengolahan biji kopi, menjaga kualitas produk, serta meningkatkan efisiensi. Dengan teknologi ini, BUMDes dapat memenuhi permintaan pasar yang lebih besar tanpa mengorbankan mutu.
Sinergi untuk Branding dan Ekspansi Pasar
Pendampingan ini tak berhenti pada penguasaan teknologi, tetapi juga menekankan pentingnya branding produk lokal agar memiliki daya tarik bagi konsumen modern. “Branding Kopi Luwak Wilis harus lebih kuat, tidak hanya dikenal sebagai produk lokal Ngebel, tetapi juga sebagai kopi premium yang mampu bersaing di tingkat nasional,” jelas Anggara.
Langkah ini sejalan dengan semangat UB untuk menciptakan ekosistem usaha berkelanjutan melalui kolaborasi lintas pihak, mulai dari BUMDes, Pemerintah Desa, pelaku usaha, hingga akademisi. Dengan sinergi yang solid, produk unggulan desa tak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sebagai ikon daerah dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Kami berharap program ini menjadi inspirasi bagi desa lain untuk mengoptimalkan potensi lokal melalui inovasi dan teknologi,” pungkas Anggara.
Program Doktor Mengabdi dan Mahasiswa Membangun Desa ini diketuai oleh Ir. Anggara Wiyono Wit Saputra, Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dengan anggota tim dosen Prof. Dr. Eng. Ir. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., Prof. Dr. Ir. Sugiarto, ST., MT., Langgeng Setyono, S.AB., M.A.B., Arief Budi Nugroho, S.Sos., M.Si.
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Catur Bintang Mala Dewa, Farah Shafa Kirana, Khania Ezhelia Zahra, Giacinta Sabrina Putri Dinata, dan Tariz Ahmad Naufal.
Dengan keterlibatan lintas disiplin ilmu, program ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi keberlanjutan usaha desa dan penguatan ekonomi masyarakat melalui inovasi digital.(Din)