KANAL24, Malang – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) terus membangun jejaring internasional guna memperkuat keilmuannya. Terbaru FEB UB bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universiti Malaya (FEB UM) dalam upaya mendorong inklusi keuangan digital melalui penelitian dan pengembangan kurikulum yang relevan pada 21-24 Oktober 2024. Kegiatan yang berada dalam Program Dosen Berkarya PS EKP FEB UB berfokus pada riset bertajuk “Spatial Disparities, Gender Gaps, and Financial Inclusion,” yang mengkaji aspek-aspek penting dalam inklusi keuangan, seperti kesenjangan spasial antara wilayah urban dan pedesaan serta tantangan yang dihadapi oleh kelompok rentan, termasuk perempuan di daerah terpencil.
Tim dari FEB UB terdiri dari Dr. Tyas Danarti Hascaryani, S.E., M.E., selaku Ketua dan Farah Wulandari Pangestuty, S.E.,M.E.,Ph.D, Citra Rahayu Indraswari, S.E.I.,M.SEI sebagai angota. Selama di FEB Universiti Malaya mereka bertemu dengan mitra peneliti Datin Associate Prof. Dr. Izlin Binti Ismail, Nurul Huda Mohd Satar,Ph.D selaku ketua Departemen Ekonomi FEB Universiti Malaya, Professor Ulung Dato’ Rajah Rasiah dan Assoc. Professor Dr. Roy Anthony Rogers selaku ketua Deputy Executive Director Asia Europe Institue Universiti Malaya.
“Kami bertemu dengan mitra kami dari FEB Universiti Malaya dan senang sekali disambut dengan hangat. Dalam pertemuan tesrebut kami membahas mengenai keuangan digital dan inklusi,” kata Dr. Tyas Danarti Hascaryani melalui keterangan tertulisnya.
Menurut Tyas, saat ini Inklusi keuangan digital menjadi solusi strategis dalam menjangkau populasi yang sebelumnya tidak terlayani oleh sistem keuangan formal. Dengan dukungan teknologi seperti mobile banking, dompet digital, dan teknologi blockchain, layanan keuangan semakin mudah diakses, terutama di negara berkembang. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan strategi kebijakan yang bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi di Indonesia.
Selain penelitian, program ini juga menghasilkan pengembangan kurikulum baru di PS EKP FEB UB dengan tambahan mata kuliah yang relevan, seperti Behavioral Finance, Strategi Bisnis Keuangan Digital, dan Introduction to Data Science for Economics. Melalui benchmarking dengan Kulliyyah of Economics and Management Sciences di International Islamic University Malaysia, kurikulum baru ini diharapkan mampu mempersiapkan lulusan yang lebih siap menghadapi tantangan di sektor keuangan digital global.
“Dalam pertemuan tersebut kami juga membahas pengembangan kurikulum yang selaras dengan perkembangan keuangna digital sehingga nantinya mata kuliah yang ada senantiasa relevan,” lanjut Tyas.
Kegiatan ini juga berhasil menciptakan jaringan akademik internasional yang memperkuat kolaborasi riset antara Indonesia dan Malaysia. Dengan hadirnya dukungan berbagai pemangku kepentingan, penelitian dan pengembangan pendidikan ini berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, menciptakan lapangan kerja, serta memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan Indonesia.
Kolaborasi internasional ini menegaskan komitmen perguruan tinggi Indonesia dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif melalui inovasi teknologi finansial.
“Kedepannya, FEB UB berharap dapat melanjutkan penelitian ini dan terus bekerja sama dengan institusi global untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi di era digital,” pungkas Tyas. (sdk)