Kanal24, Malang – Beberapa waktu lalu beredar video di media sosial tentang tips memutihkan kulit menggunakan monosodium glutamat (MSG), bahan yang sering dipakai sebagai penyedap masakan. Menanggapi hal ini Dr. dr. Dhelya Widasmara, Sp. KK (K). menjelaskan bahwa MSG adalah garam natrium dari asam amino glutamat. Glutamat adalah asam amino yang secara alami terdapat dalam tubuh manusia dan banyak makanan serta bahan tambahan makanan.
MSG secara alami terkandung dalam makanan seperti tomat dan keju. Orang-orang di seluruh dunia telah makan makanan yang kaya akan glutamat selama sejarah. Contohnya adalah kaldu rumput laut yang merupakan hidangan khas masyarakat Asia yang kaya akan glutamat.
Pada tahun 1908, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda berhasil mengekstrak glutamat dari kaldu ini dan menemukan bahwa glutamat memberikan rasa gurih pada sup. Profesor Ikeda kemudian mendaftarkan hak paten untuk memproduksi MSG dan mulai memproduksinya secara komersial.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) ini menjelaskan bahwa MSG diproduksi melalui proses fermentasi pati, gula bit, tebu, atau tetes tebu. Proses fermentasi ini mirip dengan proses yang digunakan untuk membuat yogurt, cuka, dan anggur. Proses ini mengubah bahan baku menjadi MSG melalui reaksi kimia yang terkontrol. Produsen kemudian mengekstrak MSG yang dihasilkan dari proses fermentasi dan mengolahnya menjadi garam natrium yang bisa ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan rasa.
Menurut Kepala Instalasi Promosi Kesehatan RSUD Dr. Saiful Anwar ini, MSG dalam makanan dianggap aman apabila jumlahnya kurang dari 0,5 gram. Namun, jika seseorang mengonsumsi lebih dari 3-gram MSG, dapat menyebabkan beberapa keluhan yang merupakan gejala jangka pendek, seperti sakit kepala, mati rasa, kulit kemerahan, rasa terbakar, kesemutan, jantung berdebar, dan rasa kantuk. Jadi, sangat penting untuk memperhatikan jumlah MSG yang dikonsumsi untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
dr. Lala menjelaskan bahwa MSG dapat menyebabkan radang atau alergi pada beberapa orang. Meskipun ada beberapa klaim bahwa MSG dapat memutihkan kulit, namun tidak ada penelitian yang membahas hal ini. Sehingga sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa MSG dapat memutihkan kulit. Jadi, sebaiknya tidak terlalu mempercayai klaim tersebut dan lebih baik mempercayai ilmu kedokteran berbasis bukti yang telah teruji kebenarannya.
Ia mengungkapkan ada beberapa bahan alami yang telah terbukti secara klinis efektif untuk memutihkan kulit, di antaranya temulawak (Curcuma xanthoriza), akar manis (Glycyrrhiza glabra), bengkoang (Pachyrhizus erosus), raspberry (Rubus idaeus), delima (Punica granatum), dan daun nangka muda (Artocarpus heterophyllus)
Bahan-bahan tersebut dapat digunakan secara eksternal maupun internal tergantung pada cara penggunaannya. Sebelum menggunakan bahan-bahan tersebut, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau profesional kesehatan untuk memastikan bahwa bahan-bahan tersebut aman untuk digunakan pada kulit.
Dr. Lala menyatakan bahwa untuk memiliki kulit yang putih, harus memilih bahan pemutih dengan selektif, yang tentunya aman. Selain itu, ia menegaskan bahwa kulit yang sehat tidak harus putih.
Menurutnya, unutk merawat kesehatan kulit dapat dilakukan dengan cara yang sehat dan tidak merusak, seperti memakai produk-produk yang sesuai dengan jenis kulit kita, menjaga kelembaban kulit, dan menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan. Dengan cara ini, kulit akan terlihat sehat dan terawat.