Kanal24 – Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian dalam Webinar Digitalisasi sebagai Sarana Pencegahan Korupsi di Jakarta (3/8/2022) menyebut nilai transaksi e-commerce domestik dan global di Indonesia tumbuh sebesar 23% (Rp108,54 T) selama kuartal I-2022.
“Di era pandemi justru mendorong akselerasi penggunaan teknologi digital,” katanya
Masa pandemi menurut Susiwijono mendorong masyarakat beradaptasi dengan digitalisasi dalam kehidupan sehar-hari, tidak terkecuali dalam aktivitas ekonomi.
Berdasarkan data Maret 2020 sampai semester I 2021 tercatat sebanyak 21 juta konsumen baru pengguna layanan digital di Indonesia dengan 72% diantaranya berasal dari wilayah perdesaan (rural). Selain itu, 98% penjual telah menggunakan layanan pembayaran digital.
Susiwijono menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi berbasis internet ASEAN sepanjang 2021 mencapai 70 miliar dolar AS, tumbuh 49% (YoY) dibanding tahun 2020 yang hanya mencapai 47 miliar dolar AS yang 40% diantaranya berasal dari Indonesia.
“Perkembangan ekonomi digital luar biasa dibandingkan semua negara ASEAN. Indonesia porsinya sekian kali lipat dibandingkan negara ASEAN lainnya dan diprediksi terus tumbuh sangat signifikan,” kata Susiwijono.
Saat ini penopang utama ekonomi berbasis internet di Indonesia adalah e-commerce dengan capaian sebesar 53 miliar dolar AS pada 2021 dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 104 miliar dolar AS pada 2025.
Selanjutnya berasal dari sektor transportasi dan makanan dengan capaian sebesar 5,1 miliar dolar AS pada 2020, 6,9 miliar dolar AS pada 2021 dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 16,8 miliar dolar AS pada 2025.
Terdapat sektor media online yang juga berkontribusi pada perekonomian Indonesia dengan capaian sebesar 4,3 miliar dolar AS pada tahun 2020, 6,4 miliar dolar AS pada 2021 dan diproyeksikan akan meningkat pada 2025 mencapai 15,8 miliar dolar AS.
Sektor online travel turut berkontribusi terhadap perekonomian dengan capaian sebesar 2,6 miliar dolar AS, 3,4 dolar AS pada 2021 dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 9,7 miliar dolar AS pada 2025.
Tujuan utama konsumen Indonesia untuk melakukan transaksi cross border saat ini meliputi China dengan porsi 41%, Amerika Serikat 10% dan Singapura 10%.
“Proyeksi nilai transaksi cross border e-commerce (B2C) Indonesia pada 2021 meningkat 90,08% (YoY),” ujar Susiwijono.