Kanal24, Lumajang – Upaya pelestarian flora lokal dan penguatan literasi lingkungan sejak usia dini terus digalakkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melalui program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 1000 Desa Tahun 2025. Salah satu bentuk nyatanya diwujudkan oleh Tim MMD UB Kelompok 62 yang melaksanakan kegiatan edukatif bertema “Hebat Literasi, Peduli Bumi Lestari” di SD Negeri Gedangmas 02, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang pada 23 Juli 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja “EcoTalks: Edukasi dan Observasi Tumbuhan Lokal Melalui Kreativitas Ecoprint dan Aplikasi PlantNet”. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan literasi lingkungan siswa, menumbuhkan kecintaan terhadap kekayaan hayati sekitar, serta memperkenalkan potensi ekonomi dari tumbuhan lokal melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif.
Baca juga:
Hidroponik & Biopori: Inovasi MMD UB untuk Warga Wonorejo

Kreativitas Bertemu Teknologi
Kegiatan EcoTalks memadukan pendekatan seni dan teknologi dalam satu paket edukatif yang menarik. Ecoprint, sebagai teknik cetak menggunakan daun dan bahan alami di atas kain, menjadi media utama yang digunakan untuk memperkenalkan keragaman flora lokal kepada para siswa. Sementara itu, aplikasi PlantNet digunakan sebagai alat bantu identifikasi tanaman secara digital. Dengan memindai dedaunan melalui kamera ponsel, siswa dapat mengetahui nama dan jenis tumbuhan yang mereka temukan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa belajar tentang alam bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Melalui ecoprint dan aplikasi PlantNet, siswa belajar langsung mengenali daun, memanfaatkannya, dan mencintai lingkungan sejak dini,” jelas Marzandha Amey Pratama, ketua pelaksana kegiatan.
Menumbuhkan Literasi Visual dan Sains Sejak Dini
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan berbasis lingkungan hidup yang dimulai dari usia sekolah dasar. Anak-anak usia ini dinilai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung mudah menyerap informasi visual. Oleh karena itu, pendekatan berbasis seni dan teknologi menjadi pilihan yang tepat untuk mengajak mereka mengenal dan mencintai alam sekitar.
Selain pengenalan tumbuhan, para siswa juga menerima modul edukatif yang telah disesuaikan dengan jenjang usia mereka. Modul ini berisi informasi dasar tentang teknik ecoprint, cara kerja aplikasi PlantNet, serta pengetahuan mengenai manfaat tumbuhan lokal.
Rangkaian Kegiatan Interaktif
Seluruh kegiatan diawali dengan sesi pengenalan flora lokal yang ada di sekitar sekolah. Para siswa diajak keluar kelas untuk mengamati dan mengumpulkan daun-daun dari lingkungan sekitar. Dengan bimbingan tim mahasiswa, mereka kemudian memindai daun yang telah dikumpulkan menggunakan aplikasi PlantNet.
Tahap selanjutnya adalah sesi praktik ecoprint, di mana anak-anak diajarkan menyusun dedaunan di atas kain, kemudian memukulnya (pounding) untuk menciptakan pola alami. Aktivitas ini bukan hanya menyenangkan, tetapi juga melatih ketelitian, kreativitas, serta kerja sama antarsiswa.
Tim pelaksana yang terdiri dari Marzandha Amey Pratama selaku ketua dan anggota Dini Septianing Adjeng, Juniarti Nur Rahmatia, serta Defika Alya Putri, didampingi langsung oleh Bayu Indra Pratama, S.I.Kom., M.A. selaku Dosen Pembimbing Lapang, memastikan seluruh kegiatan berjalan lancar dan sesuai tujuan.
Hasil dan Dampak Kegiatan
Sebagai output, para siswa berhasil menghasilkan karya ecoprint unik dari tumbuhan lokal yang mereka temukan. Selain itu, mereka juga memperoleh pengetahuan baru tentang flora di lingkungan sekitar serta cara pemanfaatannya secara kreatif dan berkelanjutan.
Untuk mengukur efektivitas kegiatan, tim pelaksana juga melakukan pre-test dan post-test kepada siswa. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan mengenal tanaman lokal.
Program ini secara langsung mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan nomor 15 tentang Ekosistem Darat. Melalui pendekatan berbasis kearifan lokal dan teknologi, mahasiswa UB telah membuktikan kontribusi nyata mereka dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan.

Baca juga:
PKM-PK FEB UB Dorong Koperasi Desa Jadi Pilar Ekonomi
Harapan dan Keberlanjutan
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model edukasi lingkungan di sekolah-sekolah dasar lainnya, khususnya di daerah pedesaan. Dengan melibatkan teknologi sederhana seperti aplikasi PlantNet dan metode kreatif seperti ecoprint, edukasi tentang pelestarian lingkungan tidak lagi terasa rumit atau membosankan bagi anak-anak.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menginspirasi sekolah lain untuk mengadopsi metode serupa. Pelestarian lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil seperti mengenali dan menghargai tumbuhan di sekitar kita,” tutup Marzandha.
Melalui program ini, sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa semakin kuat. Mahasiswa tak hanya mengajar, tetapi juga belajar langsung dari masyarakat dan lingkungan sekitar. Semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, benar-benar tercermin dalam aksi nyata di SD Negeri Gedangmas 02, Lumajang. (nid)