Kanal24, Malang – Pakar ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Abdul Ghofar, SE., MSi, MAcc., DBA., Ak., CA., menggarisbawahi pentingnya dukungan masyarakat dalam menghadapi melemahnya nilai rupiah saat ini guna menjaga ketahanan ekonomi nasional.
“Dalam situasi seperti ini, perilaku manusia memiliki peran yang signifikan dalam dinamika ekonomi. Masyarakat, terutama para pengusaha, perlu menjaga ketenangan dan tidak terpancing oleh psikologis pasar yang cenderung merespons dengan panik terhadap pelemahan rupiah,” ungkap Dekan FEB ini.
Baca juga : Ekonom FEB UB: Rupiah Melemah, Pemerintah Harus Segera Intervensi
Ghofar menegaskan bahwa tindakan spekulatif yang berlebihan dapat memperburuk kondisi ekonomi. “Kita perlu menahan diri dari tindakan spekulasi yang berlebihan di pasar, karena hal tersebut dapat berdampak negatif pada perekonomian kita,” tambahnya.
“Kedua, kita harus memperkuat investasi dalam negeri, terutama di pasar modal. Ketergantungan terhadap investor asing dalam pasar modal bisa menjadi risiko, sehingga mendorong dominasi investasi oleh masyarakat Indonesia sendiri merupakan langkah yang penting,” tambahnya.
Ghofar juga menyoroti pentingnya investasi asing dalam bentuk real, bukan hanya di pasar uang atau modal. Investasi ini, seperti investasi dalam hilirisasi oleh pemerintah, memiliki dampak jangka panjang yang positif pada perekonomian.
“Namun, untuk menarik investasi tersebut, daya saing ekonomi Indonesia perlu ditingkatkan,” tegasnya.
Dalam konteks produksi dalam negeri, Ghofar menekankan perlunya memperkuat sektor manufaktur, ketahanan pangan, dan energi. “Penurunan kontribusi sektor manufaktur dalam perekonomian Indonesia menunjukkan pentingnya untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” tambahnya.
“Dalam jangka pendek, kebijakan pemerintah seperti kenaikan suku bunga atau integrasi pasar di pasar uang mungkin dilakukan. Namun, dibutuhkan juga kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat dalam menahan diri dan menjaga stabilitas ekonomi,” pungkasnya.(din)